Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 93 kali gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Halmahera (Maluku Utara) pada Minggu (14/7/2019) lalu.
Jumlah tersebut menurut Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, terjadi hingga Selasa (16/7/2019) pukul 06.00 WIB.
"Gempa susulan sampai dengan 16 Juli 2019 Pukul 06.00 WIB, sebanyak 93 kali. Gempa dirasakan 30 kali," ujar Agus kepada wartawan, Kamis (18/7/2019).
Lebih lanjut ia menjelaskan, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi lima orang.
Sebelumnya per Selasa (16/7/2019), hanya empat orang dilaporkan meninggal dunia.
"Meninggal Dunia 5 Orang dan 129 Orang luka-luka. 32 orang luka berat dan 97 orang luka ringan," sebut Agus.
Selain itu 53.076 orang atau 13.250 KK mengungsi di 15 titik pengungsian akibat gempa tersebut.
Pengungsi tersebar di 15 titik pengungsian diantaranya Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya.
Kemudian di Kantor Lembaga Pemasyarakatan Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo, Sisanya berada di lokasi Kec. Gane Barat dan Gane Timur.
BNPB mencatat terdapat 2.473 unit rumah rusak akibat gempa tersebut.
"2.473 Rumah Rusak. Rinciannya 17 unit fasilitas pendidikan rusak, 6 unit fasilitas peribadatan rusak, 90 unit bangunan lain rusak dan 4 unit jembatan rusak," jelasnya.
Dampak lainnya adalah kerusakan rumah sebanyak 2.473 unit. Rinciannya 1.061 unit rusak berat, 1.412 unit rusak ringan.
Untuk fasilitas umum, kerusakan terjadi pada 17 unit fasilitas pendidikan (9 RB, 8 RR) dan 6 unit fasilitas peribadatan (2 RB, 4 RR) dan 90 unit bangun lainnya (67 RB, 23 RR).
Sedangkan jembatan rusak di Halmahera Selatan tercatat 4 unit.