Parang panjang terlihat mengilap ketika Daeng Kulle melewati tiga pria yang memegang senjata api di teras rumahnya ke tangga kayu.
Kronologis NYAWA DIBALAS NYAWA
Pukul 04.30-05.00 wita
* Mappa Dg Ngence (65) memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya, Dusun Batu Le'leng Barat Desa Mallasoro Kecamatan Bangkala, Jeneponto.
* Tiba-tiba Daeng Kulle (68) datang dengan parang terhunus lalu menyerang Daeng Ngence.
- Jarak rumah Daeng Kulle dengan rumah Daeng Ngence hanya sekitar 20 meter
* Daeng Ngence berusaha menangkis serangan parang, jari tangan kirinya terputus.
- Parang menderu ke wajahnya
- Lalu Daeng Kulle menyerang lagi, parang menerabas leher
- Daeng Ngence rebah, Daeng Kulle terus menyabetkan pedang ke dada
- Daeng Ngence tewas
* Cucu Daeng Ngence berteriak histeris
Pukul 05.00 wita
* Daeng Kulle kembali ke rumahnya. Dia mengunci rapat pintu rumahnya
* Anak dan cucu Daeng Ngence terus berteriak minta tolong
* Istri Daeng Ngence terduduk di ruang tengah
* Warga heboh, tetangga dan kerabat berdatangan ke rumah Daeng Ngence
* Warga kemudian mendatangi rumah Daeng Kulle
Pukul 05.15 wita
* Kapolsek Bangkala Iptu Bahtiar bersama beberapa personel polisi tiba di depan rumah Daeng Ngence
Pukul 06.00 wita
* 40-an personel polisi dipimpin Kabag Ops Kompol Mahmud dan Kasat Reskrim AKP Boby Rachman dan Kasat Binmas AKP Syahrul tiba di lokasi kejadian
Pukul 06.30-07.00 wita
* Rumah Daeng Kulle dikepung, laki-laki dan wanita berteriak-teriak minta Daeng Kulle turun
* Sebagian warga naik ke teras rumah, ada yang menusuk masuk rumah pakai kayu panjang
* Dinding rumah Daeng Kulle dirobohkan
* Daeng Kulle turun dari rumah melalu pintu depan lewat tangga sambil menggenggam parang panjang
* Warga mengepung Daeng Kulle
* Daeng Kulle mengibaskan parang berusaha menjauhkan para pengepung
* Daeng Kulle berlari ke arah laut
* Ratusan warga mengejar
* Terdengar suara tembakan dua kali
* Daeng Kulle dihantam balok-balik dari belakang, lalu disabet parang. Lehernya hampir putus
* Daeng Kulle terlentang di atas rumput laut
* Beberapa warga masih terus menyerang tubuh Daeng Kulle pakai parang dan kayu
* Terdengar suara wanita,
“Papuliangngi..papulianggi... bunuh tongngi.....”
“Bunuhmi naung, nyawa dibalas nyawa.....”
Pukul 07.30 wita
* Puluhan personel polisi dari Polres Jeneponto tiba di lokasi kejadian
* Polisi mengevakuasi Daeng Kulle ke rumah sakit dan meninggal dunia dalam perjalanan
LOKASI KEJADIAN
* 27 km dari markas Kodim 1425 Jeneponto
* 28 km dari Kantor Bupati Jeneponto
* 28 km dari Markas Polres Jeneponto
* 72 km dari Kota Makassar
Tiba di tanah, Daeng Kulle berjalan cepat sambil mengayunkan parang di tengah kerumunan massa.
Langkah semakin cepat hingga terlihat berlari ke arah laut.
Teriakan “Nyawa balas nyawa...”, “Bunuh...bunuh....” terdengar jelas.
Bahkan teriakan seperti itu juga dilontarkan ibu-ibu yang mengabdikan kejadian berdarah itu.
"Pelaku pembunuhan dilempari batu dan potongan kayu oleh keluarga korban yang emosi," jelas Syahrul.
Seorang perempuan mengabadikan detik-detik Daeng Kulle dihantam balok-balok dari belakang, kemudian diparangi lehernya, hingga tersungkur di atas hamparan rumput laut.
Wanita itu terus mengabadikan kejadian itu sambil berteriak dalam Bahasa Makassar campur Bahasa Indonesia.
“Oh Tuhan akhirnya saya melihat langsung pembunuhan seperti ini... Ya Allah, semoga ini yang terakhir kalinya saya melihat kejadian seperti ini.....” ujarnya.
Puluhan personel Polres Jeneponto berusaha mengamankan situasi dan meyakinkan masyarakat agar kejadian ini diambil alih Polisi.
Hingga akhirnya Polisi berhasil meyakinkan keluarga korban dan mengevakusi Dg Kulle untuk di bawa ke rumah sakit.
Bahkan warga sempat menghalangi polisi membawa Daeng Kulle ke rumah sakit. Mereka ingin memastikan Daeng Kulle sudah meninggal agar “nyawa dibalas nyawa” tunai.
(TribunJeneponto.com Ikbal Nurkarim)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Cinta Segitiga Kakek-Nenek Jeneponto, Ada Teriakan Nyawa Dibalas Nyawa, Ini Kronologis Kejadiannya