TRIBUNNEWS.COM- Gunung Kerinci di Jambi dilaporkan erupsi pada Rabu (31/7/2019).
Dikutip dari laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di akun Twitternya, @vulkanologi_mbg, gunung Kerinci erupsi pada pukul 12.48 WIB.
Tinggi kolom abu teramati 800 m di atas puncak atau kurang lebih 4.605 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur
Baca: Kalah Telak, Persib Resmi Laporkan Arema FC: Ini 5 Butir Pernyataan Maung atas Insiden di Malang
Baca: Blak-blakan Ngaku Pernah Jajal Narkoba Nikita Mirzani Pilih Berhenti karena Rasakan Efek Samping Ini
Saat ini Gunung Kerinci berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:
1. Masyarakat disekitar gunungapi kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada dipuncak gunungapi kerinci didalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktifitas didalam radius bahaya/KRB III).
2. Sebaiknya jalur penerbangan disekitar gunungapi kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Bukan Kali Pertama
Erupsi Gunung Kerinci ini bukan kali pertama.
Pada 3 Juni 2019 lalu, Gunung Kerinci juga menyemburkan abu vulkanik.
Saat itu, wisatawan dilarang beraktivitas di dekat puncak kawah aktif.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), asap kelabu teramati sejak Jumat (3/6/2016) hingga sekarang.
Tinggi asap 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat.
Baca: Lakukan Mark Up dan Kegiatan Fiktif, Kejari Muarojambi Tahan Kades Kasang Lopak Alai, Ini Kasusnya
Aktivitas Gunung Kerinci di Jambi meningkat pasca-gempa 6,5 SR di barat daya pesisir selatan, yang terasa hingga Jambi, Riau, dan Singapura pada Kamis (2/6/2016).
Letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan 0,01–0,05 mm.
Jokowi Kenang Masa-masa Mendaki Gunung Kerinci
Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo, Jumat (10/2/2017) siang, mengundang rekan satu angkatan 1980 di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ke Istana Presiden, Jakarta.
Presiden makan siang sembari bernostalgia dengan "konco-konconya" itu.
"Pas datang tadi, beliau bilang, enggak usah bicara yang berat-berat ya. Saya sudah cukup pening, kita nostalgia saja," ujar salah seorang temannya, Hardanto Hartomosuharjo, meniru kalimat Jokowi, usai makan bersama.
Selama sekitar satu jam, sekitar 20 teman Jokowi semasa kuliah itu pun mengenang masa lalunya.
Salah satu cerita nostalgia yang diulang kembali adalah ketika Jokowi dan kawan-kawan naik ke puncak Gunung Kerinci, Jambi.
Saat itu, rekan-rekan Jokowi kagum atas fisik Jokowi yang kuat.
"Dari beberapa yang ikut, dia nomor satu yang pertama sampai ke puncak. Bagi dia, itu berkesan sekali," ujar Hardanto yang juga sama-sama Jokowi sebagai mantan anggota mahasiswa pencinta alam UGM.
Menurut dia, sosok Jokowi saat ini tidak berbeda jauh dari zaman dulu, tetap sederhana dan tekun dalam mengerjakan sesuatu.
Meski sudah menduduki sejumlah jabatan penting di negara ini pun, Jokowi tidak sombong dan masih sering mengundang rekan-rekan seangkatannya makan siang.
Baca: Info BMKG - Prakiraan Cuaca 33 Kota Besok Kamis 1 Agustus 2019, Udara di Jambi Kurang Bagus
Misalnya, saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
Hanya, sejak menjabat Presiden, Jokowi baru kali ini mengundang mereka ke Istana Presiden untuk makan siang kembali.
"Waktu beliau jadi Wali Kota, diundang waktu Lebaran. Waktu menjabat Gubernur DKI juga ngundang. Nah, ini pertama diundang setelah dia jadi Presiden. Dia sibuknya luar biasa, makanya ini kesempatan yang pas," ujar Hardanto.
Hardanto dan rekan-rekan mengaku gembira mendapatkan kesempatan makan siang dengan rekan kuliah yang sudah menjadi Presiden.
Ia berharap, Jokowi mampu mengemban amanah rakyat hingga tuntas periode pemerintahannya.
(Tribunnews.com/Daryono, Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado/Wahyu Adityo Prodjo)