Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, SOREANG - Sedikitnya dua rumah rusak di Kabupaten Bandung akibat dampak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang berpusat di Sumur Banten, Jumat (3/8/2019).
Peristiwa ambruknya rumah ini terjadi pada pukul 19.03 WIB, berbarengan dengan wilayah terdampak lainnya.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Sudrajat menuturkan robohnya dua rumah tersebut terjadi di RT 02/03 Kampung Junti Hilir, Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
"Iya ada dua rumah rusak akibat gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo yang berpusat di Sumur Banten semalam," ujarnya melalui telepon seluler, Sabtu (3/8/2019).
Baca: Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Ditangkap, Ibunda Mengaku AS Sangat Membenci Menteri Susi
Kedua rumah tersebut masing-masing milik Imas Deni Yuningrat (60) dan Ica (74).
Beruntung saat kejadian penghuni dari kedua rumah tersebut sedang tidak ada di rumah, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka.
"Kronologisnya saat terjadi gempa, atap bagian belakang rumah milik Ibu Imas roboh menimpa atap belakang rumah semi permanen milik bapak Ica," katanya.
Sehingga kedua rumah tersebut mengalami kerusakan di bagian belakang rumahnya.
Hal tersebut dikarenakan kondisi rumah milik Imas bangunan rumahnya sudah tua dan menimpa atap rumah yang ada di belakangnya.
Baca: Misteri Pembunuhan Amelia Mahasiswi Lulusan IPB Mulai Terkuak, Pelakunya Tertangkap di Cianjur
"Sejak semalam kami langsung ke lokasi untuk mengecek dan assesment. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa juga karena kebetulan kedua rumah dalam keadaan kosong," tuturnya.
Selain itu menurutnya gempa berkekuatan magnitudo 7,4 ini juga menyebabkan retakan tanah di RT 01/11 Kampung Kiaralebe Kecamatan Pangalengan.
Namun menurutnya masyarakat jangan terlalu khawatir karena retakan yang ditimbulkan tidak membahayakan.
"Pascagempa kami langsung memonitoring seluruh wilayah dan laporannya langsung masuk ke Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi). Gempa memang terasa hampir di seluruh wialyah Kabupaten Bandung," ungkapnya. (mud)