Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan data Sabtu (3/8/2019) pagi tadi, sebanyak 1.050 warga di Lampung dan Lampung Selatan mengungsi karena gempa di Banten bermagnitudo 6.9 yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB kemarin.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyampaikan seluruh pengungsi tersebut sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
Baca: Sunda Megathrust dalam Keadaan Kritis dan Bakal Picu Gempa 9 SR? Para Ahli: Itu Hoaks
"Sebelumnya disampaikan ada 1.050 jiwa mengungsi. 1.000 jiwa mengungsi di halaman kantor Gubernur Prov Lampung. Di Kabupaten Lampung Selatan kurang lebih 50 orang mengungsi di EX Hotel Lima Enam (HUNTARA). Mereka seluruhnya sudah pulang, tidak ada lagi yang mengungsi," tutur Agus saat ditemui di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (3/8/2019) sore.
Agus melanjutkan sebelumnya ada juga laporan 30 warga dan 11 anak-anak mengungsi di Terminal Pelabuhan Lebak.
Mereka juga sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Sampai sore ini air laut tidak ada perubahan. Seluruhnya aman dan semua pengungsi sudah pulang ke rumah masing-masing," imbuhnya.
Untuk diketahui, gempa magnitudo 6.9 yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.
Gempa tersebut berlokasi 147 KM barat Daya Sumur, Banten dan berpotensi tsunami.
Beruntung pukul 21.35 WIB, BMKG telah menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir.
Baca: Data Terbaru dari BNPB: 4 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Banten
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo sejak pagi tadi sudah berada di Pandeglang untuk memantau langsung penanganan dampak gempa.
Semestinya subuh tadi Doni bertolak ke Palangkaraya dan Pontianakuntuk meninjau satgas kebakaran hutan dan lahan namun dia menunda dan memutuskan ke Banten, terkait gempa.
Gempa Banten telan 4 korban jiwa
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyampaikan data terkini seputar perkembangan gempa di Banten bermagnitudo 6.9 yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.
"Total terdampak gempa, ada empat orang meninggal dunia. Dua di Sukabumi dan dua lagi di Lebak, Banten," ucap Agus saat ditemui di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (3/8/2019) sore.
Agus merinci empat korban meninggal dunia itu yakni : Rasinah (48) karena serangan jantung dan Salam (95) karena kelelahan ketika dievakuasi. Mereka berasal dari Kabupaten Lebak.
Baca: Seorang Pria Retas Mesin ATM Hingga Rp17 Miliar Hanya untuk Dirikan Perusahaan Larutan Pembersih
Sementara dua orang lainnya, sama-sama berasal dari Kabupaten Sukabumi yakni H Ajay (58) di Kec Cisolok dan Bapak Ruyani (35) di Kec Waliurang.
"Jadi empat orang yang meninggal dunia ini bukan karena kena reruntuhan bangunan. Yang di Lebak, satu karena serangan jantung, satu lagi kelelahan ketika diajak mengungsi. Yang di Sukabumi Cisolol terpeleset jatuh dan satu lagi kaget lalu serangan jantung," tutur Agus.
Lanjut untuk korban luka-luka, jumlahnya masih sama dengan data pagi tadi yakni 4 orang dengan rincian satu di Kab Sukabumi, tiga orang di Kab Pandeglang.
Baca: Pembunuh Gadis Cantik Lulusan IPB Ternyata Sopir Angkutan, Apa Motifnya?
Untuk diketahui, gempa magnitudo 6.9 yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB. Gempa tersebut berlokasi 147 KM barat Daya Sumur, Banten dan berpotensi tsunami.
Beruntung pukul 21.35 WIB, BMKG telah menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir.
Baca: Tingkat Ketuntasan Kasus Kejahatan Seksual Anak Hanya 50 Persen karena Budaya Tabu
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo sejak pagi tadi sudah berada di Pandeglang untuk memantau langsung penanganan dampak gempa.
Semestinya subuh tadi Doni bertolak ke Palangkaraya dan Pontianakuntuk meninjau satgas kebakaran hutan dan lahan namun dia menunda dan memutuskan ke Banten, terkait gempa.