Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paguyuban Masyarakat (PM) Karawang menyesalkan masalah kebocoran gas dan tumpahan minyak di sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di lepas pantai utara Karawang, Jawa Barat, yang belum diselesaikan oleh Pertamina sejak 12 juli 2019 lalu.
Koordinator PM Karawang, Ade Permana, mengatakan kebocoran itu berdampak kepada 10 desa yang menjadikan ribuan petani tambak rugi besar, nelayan hancur, air bersih tercemar hingga menyebabkan berbagai penyakit.
"Kebocoran ini jelas kecerobohan yang bukan hanya merugikan masyarakat, tapi juga berdampak buruk dan sangat berbahaya bagi lingkungan. Sementara Pertamina hanya melakukan dalih-dalih pembelaan yang serta upaya ganti rugi kalkulatif teknis," ujar Ade, ketika dikonfirmasi, Sabtu (3/8/2019).
Baca: Kisah Helmi, Penyintas Gempa Palu yang Bangkit Lewat Jasa Sewa Hanbok Korea di Hutan Kota Kaombona
Baca: Soal Cara Anies Atasi Polusi Jakarta, Ini Kritikan Djarot
Baca: Persija Tetap di Zona Degradasi Usai Lawan Arema, Julio Banuelos: Kemenangan Kami Dirampok Wasit
Baca: Serunya Ngobrolin Gundala di Gramedia Writer & Readers Forum 2019
Ironisnya, ia melihat justru dimanfaatkan untuk mengambil limbah berbahaya tersebut tanpa sosialisasi akan penyakit yang bisa timbul karenanya.
Kebocoran minyak dan gas ini diketahui bukan kali pertama dan dampaknya sangat luas. Ade mengatakan bahan berbahaya yang tumpah ke laut dapat mematikan organisme laut dan merusak lingkungan pesisir.
"Maka itu harus ada keseriusan sikap penyelesaian masalah ini secara hukum. Bahkan, Presiden harus turun tangan. Kami atas nama Paguyuban Masyarakat Karawang menuntut tanggungjawab penuh dari Pertamina," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ade bersama para nelayan dan masyarakat Karawang sepakat menyerukan agar Pertamina ONWJ di Karawang menutup produksinya.
Mereka juga menuntut agar polisi mengusut masalah ini dan menangkap pihak yang diduga melakukan pidana, salah satunya Dirut Pertamina.
"Usut dan tangkap Dirut Pertamina sebagai penanggungjawab kebocoran dan tumpahan minyak di Karawang. Akibatnya petani tambak merugi, nelayan hancur, masyarakat terkena penyakit akibat pencemaran minyak. Pak Presiden Jokowi tolong kami," tandasnya.