Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, LEMBANG - Pemandangan berbeda terlihat di area pintu masuk Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu yang saat ini kondisinya berstatus Level II atau Waspada, Senin (5/8/2019).
Jalan menuju gunung yang terkenal dengan Legenda Sangkuriang itu, saat pagi hari sudah dipenuhi ratusan warga sekitar dan pedagang di Gunung Tangkuban Parahu untuk melaksanakan salat istigosah.
Beralaskan tikar dan karpet, tepatnya di depan loket tiket, mereka tampak khusyu berdoa untuk meminta agar bencana erupsi di kawasan wisata yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Subang itu segera berakhir.
Pada pagi hari, terlihat sekelompok perempuanberbondong-bondong datang membawa peralatan salat semisal mukena dan sajadah.
Begitupun dengan kaum laki-laki, mereka berpakaian rapi layaknya ketika mereka akan menjalankan salat Jumat.
Cuaca dingin di Gunung Tangkuban Parahu tak menyurutkan mereka untuk berdoa bersama meminta pertolongan agar terhindar dari bencana, menyusul terjadinya erupsi Gunung Tangkuban Parahu sejak akhir Juli lalu, bahkan hingga saat ini erupsi masih terus terjadi.
"Tujuan digelarnya salat istigasah ini agar masyarakat khususnya yang berdekatan dan bersentuhan langsung dengan Gunung Tangkuban Parahu bisa tetap tenang," ujar Ustaz Yandi, Pemuka Agama Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat usai salat istigosah.
Baca: Erupsi Gunung Tangkuban Perahu, SPBU Pertamina Tetap Beroperasi
Kedua, salat istigosah itu digelar agar masyarakat itu tidak takut, sehingga mereka itu disarankan hanya tetap bertwakal saja kepada sang pencipta, meskipun saat ini Gunung Tangkuban Parahu belum normal seperti biasanya.
"Saya dan semua warga, termasuk pedagang berharap, pasca adanya gelaran doa bersama ini kondisi Gunung Tangkuban Parahu bisa segera normal kembali," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, setelah Gunung Tangkuban Parahu bisa normal kembali, masyarakat, khususnya pedagang bisa kembali beraktivitas untuk mengais rezeki.
Selama Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu ditutup, para pedagang kehilangan mata pencahariannya.
"Semoga doa kami dikabulkan, masyarakat dan pedagang juga bisa bisa beraktivitas kembali, semisal jualan lagi. Makannya kegiatan ini diikuti masyarakat sekitar dan adanya juga dari Lembang," katanya.
Kegiatan salat istigosah ini, lanjut dia, awalnya diinisiasi oleh tokoh agama setempat, lalu diinformasikan ke masyarakat, sehingga banyak yang hadir dalam acara tersebut.
Baca: Erupsi Gunung Tangkuban Perahu Terus Terjadi, Asap Putih Terpantau dari Lembang