TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menjadi salah satu kandidat kuat pengisi kursi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur menyusul mundurnya Soekarwo setelah ditunjuk sebagai salah satu Komisaris Utama (Komut) PT Semen Indonesia.
Pengamat Politik FISIP Unair, Hari Fitrianto menilai, Emil Dardak lebih optimal jika berada di eksekutif dibandingkan memimpin parpol.
Hal tersebut karena Emil Dardak merupakan tipikal pemimpin milenial yang lebih mengedepankan kerja-kerja kolaboratif daripada instruktif.
"Dan salah satu ciri generasi milenial, akan lebih transformatif ketika bekerja sesuai passionnya," kata Hari Fitrianto, Rabu (14/8/2019).
Baca: 182 Pengungsi Nduga Papua Meninggal Dunia, Pengungsi Terpaksa Makan Rumput, Daun Kayu dan Kedinginan
Salah satu wujud nyata adalah ketika Emil Dardak menjadi Bupati Trenggalek.
Dalam setengah periode kepemimpinannya, Emil bisa membuat salah satu daerah terluar wilayah selatan ini mampu beranjak dari ketertinggalan.
Hari menilai, Partai Demokrat Jatim sebaiknya dipimpin kader organik dari partai yang paham betul karakter Partai Demokrat.
"Emil Dardak merupakan tipikal pemimpin millenial yang memiliki nature profesional dan akan optimal jika diberi kesempatan konsentrasi berada di eksekutif," lanjut Hari Fitirianto.
Sebelumnya dalam hasil Survey yang dilakukan oleh Arus Survei Indonesia pada 26 Feb - 12 Maret 2019 yang didalamnya terdapat 110 pakar sebagai juri dari profesional, akademisi, jurnalis hingga praktisi pemerintah, Emil Dardak memiliki skor rata-rata paling tinggi pada Kategori figur millenial profesional dalam lima aspek, yaitu integritas dan rekam jejak, kompetensi dan kapabilitas, Inovasi dan kreativitas, Komunikasi publik dan pengaruh sosial serta kemampuan manajerial dan memimpin.
Dalam survey ini Emil Dardak mengungguli Nadiem Makarim, CEO Gojek; Founder Buka Lapak, Achmad Zaky; serta Inayah Wahid, putri Gus Dur. (Sofyan Arif Candra)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pengamat Politik Unair : Emil Dardak Lebih Optimal di Eksekutif Dibandingkan Memimpin Partai Politik