Lanjut Murah, tempat tersebut rencananya akan dibangun sebuah penginapan.
Proses pembangunan sendiri dimulai sejak dua bulan silam untuk pembuatan fondasi.
Sedangkan kedua korban, baru bekerja dalam beberapa hari terakhir sebab hanya bertugas untuk memasang bangunan rumah kayu.
“Kalau dihitung baru dua hari (kerja). Sebab sebelumnya sempat pulang kampung karena ada hari raya Idul Adha. Sebelum itu mereka sudah bekerja empat hari,” jelasnya.
Sementara itu, pemilik bangunan I Ketut Mula mengungkapkan pihaknya mengetahui musibah tersebut sekitar pukul 08.00 wita, setelah mendapatkan kabar dari satu orang tukangnya via telepon.
Lanjut Mula, sebelumnya kedua buruh bangunan itu sudah kerap ditawarkan agar tidur dirumahnya.
Sebab dirumah tersebut juga terdapat tiga tukang lainnya.
Namun demikian, Mula mengaku tawaran tersbeut selalu ditolak keduanya.
“Sudah sejak awal bekerja saya tawarkan agar tidur dirumah, karena kan kasihan dingin disini. Namun oleh mereka selalu ditolak dengan alasan lebih nyaman tidur disini,” akunya.
Pria yang juga Kadus Banjar Pulu ini mengungkapkan, rencananya bangunan tersebut akan dibuat sebuah hostel dengan empat kamar.
Pihaknya mengaku tebing yang longsor itu sudah direncanakan untuk dibuatkan senderan, agar air tidak merembes.
“Ini yang digunakan mereka untuk tidur, rencananya menjadi dapur. Pembangunan senderan ini juga sudah kami target secepatnya sebelum memasuki musim penghujan. Atas musibah ini, akan segera menggelar upacara pecaruan untuk pembersihan,” jelasnya.
Pasca musibah tersebut, pihak medis dari Puskesmas V Kintamani, Ketut Subawa, telah mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh jenazah.
Berdasarkan identifikasi jenazah, Subawa mengatakan kedua tubuh korban tidak terdapat luka terbuka melainkan hanya luka lebam.