Setelah ketiga rekannya membuang jenazah Sofyan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, Akbar yang saat itu mengaku duduk di kursi sopir langsung tancap gas dan menuju ke rumah Fran yang berada di sungai Lanang.
Baca: Sejarah Hari Ini, Lahirnya PAN, Euforia Amien Rais Setelah Tumbangkan Rezim Orde Baru
Baca: Selamat Datang Hari Jumat! Sudahkah Mandi Junub? Apa Perlu Wudhu Lagi? Ustaz Abdul Somad Menjelaskan
Baca: Sejarah Hari Ini, Lahirnya PAN, Euforia Amien Rais Setelah Tumbangkan Rezim Orde Baru
Baca: Curhat Gadis yang Sering Dibully Karena Penyakit, Gibran Rakabuming Putra Jokowi Beri Komentar Manis
Setelah merampok dan membunuh sopir taksi online, mereka sepakat untuk menjual mobil milik korban dan didapatlah hasil sebesar Rp 23 juta.
"Saya menerima Rp5,3 juta. Selebihnya dibagi-bagi sama yang lain," ujarnya.
Selama hampir sepuluh bulan buron, Akbar sempat berpindah-pindah tempat dan bekerja serabutan dan selalu memilih tinggal di pondok kecil di tengah kebun.
"Dalam pelarian saya pernah tinggal di Tanjung Lengkayang Muaradua. Sampai disana saya bersembunyi di pondok kebun di wilayah itu.
Terus lari lagi sampai di Kisam Muara Dua. Disana saya kerja serabutan di kebun kopi," terangnya.
Pernahkah berpikir untuk menyerahkan diri, namun batal setelah mendengar saran dari orang orang sekitar.
"Soalnya saya dengar omongan ibu dan orang-orang lain, katanya kalau tertangkap saya akan akan ditembak mati.
Jadi saya takut untuk menyerahkan diri," kata Akbar.
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Otak Pembunuh Sopir Taksol 10 Bulan Hidup di Kebun Kopi,