Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengungkapkan, salah seorang pelaku pembantaian di KM Mina Sejati, Ferry Dwi Lesmana, sempat memberikan uang dan pelampung kepada seorang ABK bernama Slamet (55) alias Pak De sebelum ABK tersebut menceburkan diri ke laut.
Menurut Adolof, dari 13 ABK yang memilih melompat ke laut untuk menyelamatkan diri saat insiden pembantaian itu terjadi, Slamet merupakan ABK terakhir yang menceburkan diri ke laut.
“ABK bernama Slamet alias Pak De itu yang terakhir kali turun tinggalkan kapal,” kata Adolof, kepada Kompas.com, Senin (26/8/2019).
• TERUNGKAP Penyebab Perkelahian hingga Pembantaian ABK KM Mina Sejati, Hanya karena Masalah Sepele
Adolof menuturkan, saat hendak melompat ke laut, Ferry Dwi Lesmana bersama dua pelaku lain saat itu sempat menarik Slamet dan memintanya untuk tidak lompat ke laut.
Saat itu, Ferry sempat bertanya kepada Slamet soal perbekalan yang ia miliki dan keputusannya untuk mengikuti 12 ABK lain yang telah menceburkan diri ke laut.
“Setelah menariknya, Ferry mengatakan ke Slamet, 'Kamu mau turun, kamu punya bekal apa? Kamu punya uang?' Lalu dijawab Slamet, 'Tidak punya, tapi saya lompat saja tidak apa-apa siapa tahu ada yang lewat dan bisa membantu saya',” ungkap Adolof meniru percakapan keduanya.
Menurut Adolof, hubungan antara Ferry dan Slamet di atas kapal sangat baik sehingga saat itu Slamet tidak dibunuh.
Karena tidak dapat mencegah Slamet untuk tetap melompat dari atas kapal, Ferry akhirnya memberikan pelampung dan uang kepadanya.
“Saat mau lompat, Ferry lalu memberikan pelampung dan sejumlah uang kepada Slamet. Uang itu dibungkus kantong plastik,” ujar dia.