TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Darmawan alias Nang (36), warga asal Dusun 3 Batu Ampar, Kecamatan Sira Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).tewas mengenaskan usai diterkam seekor harimau sumatera.
Saat itu, Nang panggilan akrab Darmawan sedang mandi di kawasan hutan di wilayah Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Melalui keterangan tertulis ke Kompas.com, Kapolres Inhil AKBP Christian Rony menceritakan kronologi kejadian tersebut berdasarkan kesaksian teman korban.
Dia menjelaskan, pada hari Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 16.30 WIB, korban sedang mandi di sumur.
Jarak sumur sekitar 30 meter dari pondok yang ditempati korban bersama seorang temannya, Andika (32) di kawasan hutan konsesi PT Bhara Induk di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir.
Tak lama setelah itu, lanjut dia, saksi Andika mendengar teriakan korban dan melihat harimau sedang menyerang korban.
"Saksi langsung melarikan diri dan mencari pertolongan ke permukiman warga," kata Christian dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (27/8/2019).
Sesampainya di permukiman sekitar pukul 19.00 WIB, saksi bertemu dengan seorang warga bernama Joni (28).
Mereka kemudian memberitahu ketua RT bahwa Darmawan diserang harimau.
Tinggal tulang belulang
Keesokan paginya, Senin (26/8/2019) sekitar pukul 11.00 WIB, warga menemukan korban sudah meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Kaki kiri dan tangan kanan korban hanya tinggal tulang, karena dimakan hewan buas dilindungi itu.
"Di tubuh korban juga ditemukan luka (gigitan) di tengkuk, leher dan kepala bagian belakang," sebut Christian.
Dia mengatakan, korban dievakuasi oleh warga dan dibawa ke UPT Puskesmas Pelangiran.
Jenazah korban dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran.
"Korban dimakamkan permintaan dari pihak keluarganya," sebut Christian.
Ditangani BKSDA Riau
Dia menambahkan, konflik satwa dengan manusia ini sedang ditangani jajaran Polsek Pelangiran dan petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk penanganan konflik.
"Kita sudah kirimkan tim ke lokasi untuk penanganan konflik," sebut Suharyono pada Kompas.com, Senin.
Dia mengatakan, berdasarkan informasi bahwa korban seorang pria, yang tinggal sementara di Dusun Sinar Danau.
Korban bukan penduduk tetap di sana. Dia mengatakan, korban ditemukan tewas di kawasan hutan konsesi PT Bara Induk.
Lokasi kejadian dekat dengan kawasan Suaka Margasatwa Karumutan, yang merupakan habitat harimau sumatera.
"Kita konsen dulu ke lokasi kejadian, apakah, apakah itu berada di kawasan hutan atau bukan. Karena ini akan menjadi perbedaan dalam penanganannya," terang Suharyono.
Kasus harimau sumatera vs warga
Sebagai informasi, konflik harimau sumatera dengan manusia bukan kali ini terjadi di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Inhi.
Sebelumnya kasus harimau sumatera yang diberi nama Bonita, yang menewaskan dua orang warga pada tahun 2018.
Harimau Bonita akhirnya berhasil dievakuasi oleh pihak BBKSDA Riau bekerja sama dengan kepolisian dan TNI.
Bonita kemudian dibawa ke Pusat Rehalibitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Sumatera Barat.
Setelah sekian lama dilakukan observasi, harimau Bonita dilepasliarkan kembali ke habitatnya pada akhir Juli 2019.
Artikel telah tayang di Kompas.com berjudul Begini Cerita Seorang Pria Diterkam Harimau Sumatera hingga Tewas Mengenaskan