TRIBUNNEWS.COM, BUKITTINGGI - Generasi milenial ditantang untuk menghasilkan karya. Beragam imajinasi harus diwujudkan menjadi karya nyata, karena setiap kemauan pasti ada jalan.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Faisal Abdullah, imajinasi yang sudah berwujud karya harus pula dikomunikasikan.
Karena lingkungan sekitar merupakan marketshare yang potensial.
“Pemuda harus komunikatif. Semua yang ada di sekitar adalah market untuk memasarkan produk,” ungkap Faisal saat memberikan motivasi kepada 50 pemuda Kota Bukittinggi peserta pelatihan bidang kriya yang digelar Kemenpora di aula Stikes Prima Nusantara, Kamis (29/8/2019).
Faisal menyebut pelatihan sejenis telah digelar di berbagai kota di Indonesia. Pelatihan menyasar berbagai bidang: musik, fashion, film, kerajinan tangan serta bidang lainnya, termasuk teknologi digital.
“Tidak membedakan status, (kota besar atau kecil) sepanjang belum pernah dapat program ini, maka akan difasilitasi.
Sesuai bidang pelatihan yang diinginkan, akan diberikan corong untuk bisa segera menjadi start-up. Yang jelas, tiap tahun ada, agar ada pemerataan. Tidak hanya pusat provinsi tapi di sekitarnya juga,” urai Faisal.
Perkembangan teknologi, kata Faisal, harus disikapi menjadi tantangan. Untuk itu, ia mengharapkan peserta yang sudah dilatih punya keinginan untuk menghasilkan suatu karya.
“Tidak harus bernilai ekonomi tapi bisa jadi bernilai budaya baru. Pelatihan ini belerjasama dengan Disparpora setempat, agar pemerintah daerah bisa memberikan pembinaan yang lebih baik,” jelasnya.
Sekretaris Disparpora Bukittinggi, Antoni Samawil menegaskan pihaknya berjanji iven itu berakhir begitu saja.
“Akan dilanjutkan ke depan, akan di-follow-up. Semoga semangat kewirausahaan di generasi muda terus menyebar. Tidak ada yang iseng-iseng, ini harus menjadi awal yang kecil namun indah,” tuturnya.