Pelaku menyeret Misna hingga tudung yang menutup kepalanya terlepas. Pikirannya kalut, hidupnya terancam.
Korban penyekapan.
"Kebetulan saat mereka mengancam kami, kondisi memang sedang sepi. Belakang perumahan dan depan kampus. Apalagi kondisi saat itu hari gerimis," ujar Misna.
Hari itu seharusnya ada karyawan pria yang ikut bertugas menemani Misna dan Rabiatul, tapi izin karena sakit biduran.
Rabiatul dan Misna tak bisa berbuat banyak karena ditodong seorang pelaku, sementara rekannya menggasak uang di kasir.
Sekitar 10 menit dua pria berlalu membawa uang hasil rampokan, datang seorang pembeli melihat kekacauan di dalam minimarket, tanpa satu pun karyawan.
Dari arah ruang belakangan terdengar teriakan wanita yang tak lain Rabiatul dan Misna yang sebelumnya disekap kedua pelaku.
Baca: Dalang Pembunuhan Ustaz Hasanudin Sudah Dua Malam Tunggu Korban Untuk Dieksekusi
Baca: Fakta di Balik Ibu Tikam Bayi Sendiri, Dari Bisikan Gaib Hingga Sindrom Baby Blues
Baca: Dulu Kompak Buat Video Asusila, Sekarang Mantan Suami Istri Pelaku Vina Garut Saling Bongkar Aib
Pembeli tadi leks memanggil tetangga sekitar dan bersama-sama menolong dua karyawan minimarket yang terkunci di dalam.
Pascakejadian itu, Rabiatul warga asal Tanjungmorawa ini mengaku trauma.
Kasus ini menjadi atensi sehingga Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto menginterogasi langsung perampok saat gelar kasus di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Senin (2/9/2019).
Kapolrestabes Medan didampingi Kasatreskrim AKBP Putu Yudha Prawira saat memperlihatkan detik-detik pelako menyekap Rabiatul dan Misna, karyawan minimarket.
"Pelaku berjumlah dua orang," ujar Putu sambil menunjukkan rekaman CCTV yang merekam gerak-gerik Dody dan Roki.
Setelah tiga bulan penyelidikan, polisi lebih dulu menciduk Dody, lalu Robert dan terakhir Riki.
"Saat pengembangan sehingga ditembak penembakan karena membahayakan keselamatan petugas. Sehingga pelaku meninggal," jelas Putu.