Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Agung Haryanto masih asyik dengan mesin jahitnya saat jarum jam hendak menuju angka lima, Senin (19/8/2019) sore.
Sementara di sampingnya, menumpuk kain furing berbagai ukuran yang telah diisi potongan kecil-kecil sampah plastik serta busa.
Beberapa bahan tersebut lantas dijahit, disatukan hingga membentuk sebuah tas laptop.
Hanya dalam tiga jam, pria berusia 39 tahun itu berhasil menyelesaikan tas laptop berbahan kemasan minuman serbuk bekas.
Dalam sehari, Agung mampu membuat tiga hingga lima tas dari sampah plastik layak kreasi.
Pekerjaan membuat kerajinan dari sampah plastik sudah dilakoni warga Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten itu sejak lima tahun lalu.
Sebelumnya, Agung menjahit kerajinan dari manik-manik di desa lain yang tak jauh dari rumahnya.
Penghasilan yang lebih besar menjadi alasan Agung meninggalkan pekerjaan sebelumnya.
"Saat bikin kerajinan mote (manik-manik, red) cuma dapat Rp 500 per dompet, sedangkan bikin dompet dari sampah plastik bisa dapat Rp 2.000," ujar dia.
Bila dirata-rata, ayah tiga anak itu berhasil mendapat pendapatan sebesar Rp 80 ribu per hari.
"Ya jadi ada tambahan pemasukan untuk rumah dan sekolahkan anak," ujar dia.
Agung hanyalah satu dari sekian warga yang kecipratan berkah adanya bank sampah di Desa Karanglo.
Masih ada enam orang yang tergabung dalam Bank Sampah Rukun Santosa serta sejumlah warga yang ikut meraup berkah dari sampah.