TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Angga dan Anggi, bocah kembar di Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas di kediamannya.
Belakangan diketahui keduanya dibunuh ibu kandungnya bernama Dewi Regina Ano dengan menggunakan parang.
Dewi Regina Ano tega menghabisi nyawa kedua anaknya Angga (5) dan Anggi (5), saat keduanya sedang tertidur pulas di mes milik Hotel Ima, Kamis (5/9/2019).
Usai membunuh kedua anaknya menggunakan sebilah parang, Dewi Regina Ano mencoba bunuh diri.
Baca: VIRAL Video Detik-detik Pria Terbakar saat Keluarkan Isi LPG, Merasa Tertipu Karena Berisi Air
Dia menikam perut dan meng***ok lehernya sendiri menggunakan parang yang sebelumnya digunakan untuk mengeksekusi kedua anaknya.
Korban pertama kali ditemukan oleh suaminya, Obir Masus (31).Saat ditemukan, pelaku Dewi Regina Ano dalam keadaan sekarat dan kedua anaknya tewas bersimbah darah di dalam kamar.
Baca: KUMPULAN FOTO Kecelakaan Tunggal APV di Tol Jagorawi, Mobil Ringsek Parah hingga Tewaskan 3 Orang
Kemudian Dewi Regina Ano yang kritis langsung dilarikan ke RSUD SK Lerik untuk menjalani perawatan.
Keadaan Dewi Regina Ano yang berangsur membaik dimanfaatkan pihak kepolisian untuk meminta keterangan demi pengungkapan kasus tersebut.
Saat diperiksa polisi Dewi Regina Ano mengakui perbuatannya dan saat ini masih dirawat di RS SK Lerik Kota Kupang.
"Berdasarkan hasil interogasi, yang bersangkutan (tersangka) mengakui bahwa dia yang melakukan pembunuhan terhadap kedua anaknya," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Jacob Mooynafi ditemani Kanit PPA Bripka Bregitha N Usfinit di Mapolres Kupang Kota, Jumat (13/9/2019).
Motif pembunuhan sadis bocah kembar tersebut, lanjut Iptu Bobby, karena tersangka menaruh dendam terhadap suaminya, Obir Masus (31).
Baca: MotoGP 2019 San Marino: Valentino Rossi dan Marc Marquez Kembali Berseteru
Kepada pihak kepolisian, tersangka mengaku suaminya sering melakukan penganiayaan (KDRT) dan kurang memperhatikannya.
Bahkan, permintaan tersangka kepada suami untuk membelikannya pembalut guna kebutuhan bulanannya seringkali tidak dipenuhi.
"Motif pembunuhan, dia (tersangka) dendam dengan perlakuan suaminya yang sering menganiaya dia, bahkan kurang memberikan perhatian terhadap dirinya di mana ketika meminta uang untuk memenuhi kebutuhan kepentingan kaum perempuan tidak dipenuhi. Bahkan jarang sekali, sehingga, dia melakukan pembunuhan ini dengan maksud agar membalas dendam atas perilaku suaminya," katanya.
Saat ditanya apakah perbuatan tersangka masuk dalam kategori pembunuhan berencana, Iptu Bobby menjelaskan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara mendetail terhadap tersangka saat tersangka telah dinyatakan pulih oleh tim dokter rumah sakit pasca menjalani operasi.
"Hari ini kami telah berkoordinasi dengan RSB Drs Titus Ully Kupang untuk yang bersangkutan dititip pada sel bangsal RSB Drs Titus Ully Kupang," katanya.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan psikolog di Bagian Psikologi Biro SDM Polda NTT untuk melakukan pemeriksaan psikologi terhadap pelaku.
Baca: Ternyata Model Lawas Toyota Calya Lebih Disukai dari Daihatsu Sigra
"Selain menunggu proses kesembuhan pelaku, kami juga sudah layangkan surat dan berkoordinasi langsung kepada psikolog, kami minta ke Polda untuk segera kami lakukan pemeriksaan secara psikologi terhadap pelaku," katanya.
Alasan diperlukannya psikolog, lanjut Iptu Bobby, untuk memastikan kondisi kejiwaan korban.
"Alasannya, karena pembunuhan ini dilakukan ibu kandung, maka patutlah kita menganggap, pelaku perlu diperiksa secara psikologi. Apakah saat melakukan pembunuhan psikologisnya terganggu atau seperti apa? Tentu Harus ada penelitian dari psikolog," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua balita kembar di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Angga Masus dan Angkri Masus (5), ditemukan tewas mengenaskan, Kamis (5/9/2019) malam.
Baca: Anggota DPR Keturunan China Gladys Liu Terus Disoroti, PM Australia Membela
Keduanya tewas dengan luka di kepala, leher dan dada.
Selain itu, ibu kandung kedua balita tersebut yakni Dewi Regina Ano (24), ditemukan dalam kondisi kritis karena mengalami luka pada leher, dada, dan perut.
Peristiwa ini terjadi di mess pekerja Hotel Ima di Jalan Timor Raya RT 09/RW 03 Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima.
Peristiwa ini pertama kali diketahui Obir Masus (31), suami Dewi yang baru pulang kerja sekitar pukul 18.00 WITA.
Baca: Wanita di Ngawi Rela Kirim Foto Tanpa Busana Setelah Tergiur Tawaran Pekerjaan Bergaji Rp 4 Juta
Sehari-hari, Obir bekerja sebagai tukang batu dan sedang mengerjakan proyek pembuatan kolam ikan lele, di belakang tempat tinggalnya.
Seperti biasa, usai bekerja, Obir yang sudah lima tahun tinggal di mess tersebut bersama istri dan dua balitanya pulang ke rumah.
Ia heran karena pintu dan jendela kamar tertutup rapat bahkan terkunci.
Semula ia menduga, istrinya Dewi sedang tidur.
Pria asal Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang ini, kemudian mengetuk pintu kamar tidur, tapi tidak ada jawaban.
Ia mencoba memanggil anak kembarnya, juga tak ada yang menjawab.
Baca: Mencari Pahlawan Pendidikan 2019, GreatEdu Gelar Seminar Bersama Kepala SMA/SMK se-Jakarta
Dewi pun dievakuasi ke RSU Kota SK Lerik Kupang dan menjalani perawatan intensif atas luka yang dialami.
Sementara dua anaknya, langsung dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua parang, pisau, dan pakaian yang penuh darah.
Penulis: Gecio Viana
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kisah Tragis Angga dan Anggi, Bocah Kembar di Kupang yang Tewas di Tangan Sang Ibu, Dewi Regina Ano