TRIBUNNEWS.COM, PENAJAM - Tidak hanya tumbuh di kawasan hutan Kalimantan Tengah, pohon Bajakah ternyata juga tumbuh di dalam hutan, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang merupakan lokasi ibu kota baru Indonesia.
Tumbuhan yang jika dipotong, akarnya mengucurkan cairan seperti air tersebut saat ini tengah viral pasca diteliti oleh tiga orang siswa asal Palangkaraya.
Hasil penelitian mereka, akar pohon Bajakah diyakini mampu mengobati penyakit mematikan seperti kanker dan tumor.
Warga pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk membuka peluang bisnis.
Bajakah mulai diperbincangkan dimana-mana.
Harga pun dipasang.
Pengamatan Tribun, kayu Bajakah dijual di pasar-pasar, Balikpapan dan Penajam Paser Utara.
Tidak hanya menjual akar Bajakah secara langsung, informasi yang dihimpun Tribun, kayu Bajakah dijual secara online.
Di pasar tradisional Petung, Kecamatan Penajam, seorang pedagang menjual akar Bajakah setiap hari pasar, yakni Rabu dan Sabtu.
Baca: Dilarang Dikirim ke Provinsi Lain, Kayu Bajakah Masih Mudah Ditemukan di Luar Kalimantan Tengah
Tribun mencoba menelusuri pedagang kayu Bajakah melalui media online.
Nyatanya, akar Bajakah diiklankan dimana-mana, baik sosial media maupun aplikasi dagang online.
Harganya pun variatif.
Patokan harga ditentukan masing-masing pedagang yang menjual.
Tampaknya, mereka memiliki pasar masing-masing.
Tribun mencoba menghubungi salah satu pedagang di media sosial yang mengiklankan akar Bajakah, baik dalam bentuk batang maupun sudah dikemas.
Pedagang mencantumkan kontak yang bisa dihubungi di sana.
Baca: Presenter, Aktor, Produser dan Pebisnis, Profesi Mana yang Disukai Daniel Mananta?
"Saya jual Rp 150.000 per kilogram sudah dikupas dan dikeringkan," kata AS, pemilik akun Facebook, Rabu (18/9/2019).
Akun lain dengan username inisial A, mematok harga lebih murah.
Lima belas batang akar Bajakah sepanjang 30 centimeter, ia badrol Rp 100.000 saja.
Ia juga menyertakan dokumentasi kemasan barang yang sudah dikirim ke sejumlah wilayah Indonesia.
"Murah saja, saya sudah kirim kemana-mana mulai Papua, Jawa Timur, Jogjakarta dan lainnya," ungkapnya kepada Tribun.
Pedagang lainnya juga mematok harga berbeda.
Satu bungkus berisi setengah kilogram akar Bajakah kering siap konsumsi, dijual Rp 50.000, belum termasuk ongkos kirim.
"Jika membeli dua bungkus, bebas ongkos kirim," ucapnya melalui sambungan telepon.
Barang tersebut, dalam keadaan ready atau siap jual apabila sewaktu-waktu menerima pesanan.
Digratiskan
Berbeda dengan masyarakat yang memanfaatkan kayu Bajakah untuk kepentingan komersial, ada salah seorang yang justru menggratiskan air rebusan Bajakah.
Ia adalah Ketua Adat Dayak Kabupaten Penajam Paser Utara, Helana.
Helana yang saat ini menjabat Kepala Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Penajam Paser Utara menjelaskan, bahwa akar Bajakah sudah lama ada di hutan Benuo Taka.
Baca: Viral Curhat Pria 21 Tahun Setia Dampingi Kekasih Sakit Tumor, Ketulusan Si Cowok Menyentuh Hati
Setelah viral, muncul inisiatif darinya membantu orang yang membutuhkan.
"Terinspirasi dari keluarga kami, banyak yang meninggal karena kanker, termasuk ayah saya, ipar dan tante saya. Berangkat dari kejadian di masa lalu, kami sekeluarga bersepakat membantu orang-orang yang membutuhkan, artinya orang yang terkena tumor dan kanker," katanya, Senin kemarin.
Akar Bajakah, ia peroleh dari hutan dan kebun keluarga besarnya.
Setiap harinya, Helena merebus dua galon air akar Bajakah.
Kepada warga yang meminta, ia memberi dengan takaran satu minggu konsumsi, yakni 4 botol, karena khawatir air tersebut akan basi jika terlalu banyak.
"Satu hari, air rebusan sebanyak dua galon itu selalu habis," imbuhnya.
Helena membagi dalam bentuk air rebusan tanpa alasan.
Bercermin dari pengalamannya yang memberikan akar Bajakah nyatanya tidak terlalu efektif.
Banyak masyarakat yang terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengolahnya.
"Ketika saya tanya, sudah sejauh mana perkembangan untuk mengonsumsi akar Bajakah, ada yang mengaku tidak sempat menjemur, merebus dan sebagainya. Sehingga saya siapkan dalam bentuk air siap minum. Sehingga tidak ada alasan lagi mereka tidak konsumsi," tuturnya.
Beberapa minggu setelah ia menggratiskan air rebusan Bajakah, sejumlah masyarakat Penajam Paser Utara yang menderita tumor dan kanker namun tidak berobat secara medis, dan mengandalkan pengobatan tradisional cukup banyak.
Helena menyayangkan masyarakat yang mengambil akar tumbuhan Bajakah, selain di hutan dan kebun sendiri, lalu memperjualbelikan.
Ia berpendapat, akan lebih berkah jika akar tersebut dipergunakan untuk membantu orang yang membutuhkan tanpa iming-iming.
Ia khawatir, jika ada masyarakat yang membeli barang palsu dengan harga mahal.
Karena itu, Helena tidak keberatan memberi secara gratis.
Jika ada masyarakat yang membutuhkan.
Selagi stoknya masih ada.
Untuk masyarakat di luar Penajam Paser Utara, ia menyiapkan akar Bajakah kering.
"Dari Aceh, Sumatera, Jawa sampai Bali, saya kirimkan semua, meskipun saya tidak kenal. Yang jelas melampirkan foto pasien dan KTP pasien. Saya kirim gratis melalui ekspedisi dan menggunakan jasa kirim yang ongkirnya mereka yang bayar," tambahnya.
Sedangkan warga Penajam Paser Utara, bisa langsung ke Kantor Kominfo Penajam Paser Utara atau di rumahnya di Perumahan Korpri, RT 07 Blok 2 J Nomor 6, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
Akan Dilestarikan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara akan berupaya melestarikan eksistensi tumbuhan Bajakah yang bisa mengobati penyakit mematikan seperti kanker dan tumor.
Kepala DLH Penajam Paser Utara Wahyudi Nuryadi mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan pengamatan di lapangan dan inventarisasi.
Wahyudi juga mengaku, mendengar banyak desas-desus pemanfaatan Bajakah oleh masyarakat, yang membuka pasar mereka sendiri.
"Upaya kami saat ini menginventarisasi informasi-informasi letak tumbuhan Bajakah yang cukup banyak diperbincangkan, utamanya di lahan atau hutan negara.
Jangan sampai dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab," katanya, Rabu (18/9/2019).
Inventarisasi juga dilakukan, sebagai upaya pelestarian hayati tumbuhan Bajakah.
Menurut informasi kasar, tumbuhan Bajakah banyak tumbuh di daerah hutan dan lahan negara.
"Kita sudah mengarah ke upaya pelestarian dan mungkin dalam konteks pemanfaatannya juga," tambahnya.
Wahyudi memastikan, ke depannya pasti ada upaya pelestarian tumbuhan bermanfaaat tersebut.
Bisa berjalan seiring rencana pemerintah kabupaten untuk meningkatkan dan memanfaatkan penanaman di hutan kota.
"Hutan kota letaknya di belakang kantor Bupati, di Desa Sesulu Kecamatan Waru juga ada dan beberapa lokasi lainnya," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Warga Ibu Kota Baru Indonesia Sediakan Kayu Bajakah Siap Minum Gratis, Mulai Dijual Online