Ngadino menegaskan, permintaan perubahan waktu pembongkaran adalah kehendak Mbah Pani sendiri.
Istri dan anggota keluarga lainnya belum diberitahu mengenai alasannya.
“Tadi malam Mbah Pani sudah minta dibuka setelah Jumatan.Tetapi tiba-tiba Mbah Pani minta setelah magrib,” pungkasnya.
Sri Khomaidah, istri Mbah Pani, membenarkan keterangan Ngadino.
"Saya tidak tahu alasan Mbah Pani minta dibongkar nanti habis magrib.Yang jelas tadi pas mau dibongkar, Mbah Pani bisik ke saya lewat lubang ventilasi agar pembongkaran dilakukan setelah magrib," jelas Sri.
Dibantu warga sekitar, keluarga Mbah Pani membongkar liang kubur pertapaan menggunakan cangkul.
Setelah papan penutup liang tampak, pipa paralon yang digunakan Mbah Pani untuk saluran pernapasan dan berkomunikasi disingkirkan.
Ketika papan penutup dibuka, Mbah Pani terbaring menyamping menghadap kiblat, dengan posisi tangan kanan berada di bawah. Ia masih mengenakan kain kafan, sebagaimana orang dikubur.
Mbah Pani tampak pucat dan lemas.
Keluarga segera turun ke liang untuk memberi minum dan makanan kepada Mbah Pani.
Baca: Viral Warga Pati Jalani Topo Pendem, Dikafani Seperti Jenazah dan Dikubur Hidup-hidup Selama 5 Hari
Baca: Kisah Kelam Masa Lalu Verrell Bramasta yang Mengaku Nyaris Bunuh Diri
Sebelum Mbah Pani beranjak dari lokasi, keluarga juga memandikan Mbah Pani dengan air bunga.
Setelahnya, kain kafan yang masih dikenakan Mbah Pani dilepaskan, kemudian ia diselimuti sarung.
Dibantu keluarga, Mbah Pani lalu keluar dari liang pertapaan.
Begitu keluar, Mbah Pani berpelukan dengan istrinya sambil bertangisan.