TRIBUNNEWS.COM - Kasus stunting atau kuntet (cebol) di Kabupaten Pekalongan masih sangat tinggi.
Dari sekitar 71 ribu balita, sebanyak 3.200-an balita atau 32 persen diindikasikan mengalami stunting.
Angka stunting di Kabupaten Pekalongan di atas angka stunting nasional yang berada di angka 30,8 persen.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan kasus stunting di Kabupaten Pekalongan masih cukup tinggi.
Dari sekitar 71 ribu balita, indikasi stunting ada sekitar 3 ribu balita, atau sekitar 32 persen.
"Dari sekitar 3 ribu anak berpotensi stunting ini sudah kita petakan.
Lokusnya ada dimana, kemudian latar belakang sosialnya seperti apa.
Seminar kali ini akan memberikan jawaban kemudian akan ada action plan, karena seminar diikuti PKK, GOW, Aisiyah, Muslimah, Fatayat, NA, dan seluruh organisasi perempuan di Kabupaten Pekalongan," kata Bupati Asip usai membuka seminar tentang deteksi dini dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Pekalongan di pendopo rumah dinas bupati, Jum'at, (27/9/2019).
Baca: Cegah Stunting pada Anak, Ini Asupan Makanan yang Disarankan
Asip berharap, stunting menjadi persoalan serius karena tujuannya untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik untuk masa depan.
"Jangan sampai anak ini kuntet, anak kerdil, tapi sebenarnya maknanya lebih luas lagi.
Yang lebih penting adalah mempersiapkan generasi yang sehat," ungkapnya.
Ketua Panitia Nur Ali Azis, mengatakan, stunting merupakan salah satu isu nasional.
Oleh karena itu, topik ini diangkat dalam kegiatan Hari Bakti Dokter Indonesia.
Baca: Banten dan Bali Jadi Lokasi Uji Coba Purula, Inovasi Pencegah Stunting dari BPPT
"Tentu permasalahan anak yang sekarang ini yaitu stunting, sehingga dengan kegiatan ini kami menggelar kegiatan seminar.