Video Detik-detik Ayah Randi, Mahasiswa Tewas di Kendari, Tiba di Rumah usai Melaut, Tampak Bingung
TRIBUNNEWS.COM - Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo tewas dalam aksi unjuk rasa di gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (27/9/2019).
Korban pertama, Randi, mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan dinyatakan tewas pada pukul 15.45 Wita.
Ia sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Ismoyo Kendari namun kemudian nyawanya tak tertolong.
Dokter menyebut, Randi meninggal karena luka tembak.
Baca: Pasca Meninggalnya 2 Mahasiswa dalam Unjuk Rasa, Wakapolri Kunjungi ke Kendari
Mahasiswa kedua yang tewas adalah Yusuf Kardawi, mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Setelah sempat koma, Yusuf meninggal dunia pada Jumat pagi sekitar pukul 04.00 Wita.
Hal yang memilukan, saat Randi tewas, sang ayah rupanya sedang tidak berada di rumah.
Ayah Randi sedang melaut.
Warga pun kemudian menjemput ayah Randi yang tengah melaut.
Hal itu diketahui dari postingan akun Laode Halaidin, @laodehalaidin
"Orang tua almarhum La Randi pekerjaan sehari-harinya adalah seorang nelayan. Ia tak tahu anaknya meninggal. Kabarnya, ia tengah melaut saat anaknya gugur terkena tembakan peluru saat demonstrasi di Kendari."
"Keluarganya kemudian pergi menjemputnya di tengah laut," tulis @laodehalaidin.
Laode Halaidin mengunggah video detik-detik ayah Randi tiba di rumah duka.
Baca: Legislator Golkar Prihatin Dua Demonstran Meninggal di Kendari
Dalam video itu, ayah Randi tiba di rumah duka dengan ditemani sejumlah orang.
Dari video itu, ayah Randi terlihat kebingunan.
Tampaknya, ia belum diberitahu kalau sang anak telah meninggal.
Hal itu juga diungkapkan oleh Laode Halaidin.
"Orang tua almarhum La Randi, di rumahnya, di Desa Lakarinta, Kabupaten Muna. Dari percakapan yg terdengar, ia tdk mengetahui, mengapa di rumahya sangat rame sekali. Bahasa Muna, "Ohae ini", artinya kenapa ini. Maksudnya, mngpa di rumah sangat rame, kenapa ini?" tulis Laode Halaidin.
Jokowi Sampaikan Duka Cita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita atas meninggalnya Randi dan Yusuf Kardawi.
Hal ini disampaikan Jokowi melalui postingan di akun Twitternya, @Jokowi, Jumat.
"Saya menyampaikan belasungkawa yang dalam atas meninggalnya ananda Randi dan ananda Yusuf Kardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, seusai menyampaikan aspirasi mahasiswa di DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis lalu," tulis @Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi memerintahklan Kapolri untuk melakukan investigasi serta memeriksa seluruh jajarannya.
Jokowi juga meminta agar pelaku diberi sanksi
"Saya telah menerima laporan dari Kapolri mengenai penyebab meninggalnya ananda Randi dan Yusuf."
"Saya meminta Kapolri untuk melakukan investigasi serta memeriksa seluruh jajarannya. Dan, jika ada unsur pelanggaran prosedur dalam kejadian ini, pelakunya harus mendapat sanksi," tulisnya.
Polri Janjikan Transparan
Mabes Polri menegaskan akan transparan atau terbuka kepada masyarakat terkait penyebab meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, saat berunjuk rasa, Kamis (26/9) kemarin.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan saat ini tim investigasi gabungan tengah bekerja mengusut insiden tersebut atas perintah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Tim investigasi gabungan akan bekerja. Polri tentunya, pihak universitas dan pihak terkait masuk dalam tim investigasi gabungan, untuk membuka apa penyebab meninggalnya dua mahasiswa. Kita akan buka setransparan mungkin," ujar Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Apabila memang aparat terbukti yang menjadi pelaku, ia menegaskan Polri akan menindak tegas kepada yang bersangkutan.
"Apabila pelakunya nanti terbukti secara scientific aparat, kita akan proses hukum pidana sesuai mekanismenya. Kita akan tindak tegas, apabila aparat," imbuhnya.
Baca: Keluarga Mahasiswa UHO Kendari yang Tewas Ditembak Saat Demo Tuntut Polri Bertanggungjawab
Namun, jenderal bintang dua itu tetap mengingatkan bahwa harus mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam kasus ini.
Pasalnya, unjuk rasa-unjuk rasa tersebut rawan disusupi atau ditunggangi oleh pihak ketiga yang memang berniat membuat kerusuhan.
Oleh karenanya, Iqbal mengimbau agar seluruh masyarakat, khususnya mahasiswa agar tidak terpancing isu yang diduga dimainkan oleh pihak ketiga.
"Tapi ingat kita harus kedepankan asas praduga tak bersalah, kita tak tahu apakah ada yang bermain. Apakah ada pihak ketiga yang ingin menciptakan martir memicu gelombang kerusuhan lebih besar," kata dia.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat dan adik-adik mahasiswa tidak terpancing isu-isu dari pihak ketiga, untuk mengambil keuntungan, gelombang anarkis semakin besar. Percayakan pada kami, kepada tim investigasi gabungan," tandasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)