TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA -- Kerusuhan melanda Papua sebulan terakhir. Sekelompok massa melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah fasilitas umum dan rumah penduduk di beberapa kota kabupaten.
Terakhir, kerusuhan terjadi di Wamena ibukota Kabupaten Jayawijaya dan merenggut puluhan korban jiwa serta merusak ratusan fasilitas umum.
Siapa dalang kerusuhan di Papua, hingga kini masih dikejar Polisi.
“Aktornya masih kami buru, sambil terus mengembangkan kasus ini, dengan memeriksa beberapa pelaku lapangana,”ujar Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw kepada wartawan seusai mengikuti upacara serah terima bendera Pataka Polda Papua, Rabu (2/10/2019) di halaman Mapolda Papua Jalan Samratulangi Jayapura.
Baca: Limbad Ikut Tren 17 Challenge, Fotonya Saat Muda Disebut Tampan dan Mirip dengan Pasha Ungu
Baca: Begini Hebatnya Nike Mercurial Superfly 7 Elite Anyar Milik Cristiano Ronaldo!
Baca: Taiwan: Jembatan ambruk, dua WNI meninggal dunia terjebak reruntuhan
Saat ini sudah ada 7 tersangka yang ditetapkan sebagai pelaku kerusuhan Wamena. “Profesi para tersangka ini beragam, ada yang PNS, Guru, mahasiswa dan pelajar,”ungkap Kapolda.
Mengenai situasi terakhir Papua, menurut Kapolda secara umum kondusif. “Laporan sampai pagi ini syukur dalam keadaan aman, kemarin memang ada sedikit kejadian di Ilaga, tapi sudah bisa ditangani,”ucapnya.
Kondisi Kota Wamena juga sudah kondusif. “Sebagian masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti sedia kala,”tandasnya.
Mengenai warga yang eksodus, Kapolda mengakui, hingga kini masih berlangsung. “Memang tugas kami paling utama, menangani warga yang eksodus dari Wamena, “tuturnya.
Mengenai jumlah warga yang eksodus ke luar Wamena, sudah ribuan orang dan masiah ada yang antri. “Jumlah eksodus dari Wamena ke luar sudah capai 4468,”kata Kapolda.
Saat ini jumlah pengungsi dari Wamena yang tinggal Sentani Jayapura, ratusan orang. “Saat ini mereka ada di 8 titik penampungan,”ujarnya.
Beberapa pengungsi yang eksodus dari Wamena, dan berada di beberapa penampungan baik di Sentani, Biak, Merauke maupun Timika, akan kembali ke kampung halamannya masing-masing.
“Kemarin kami coba melakukan pendekatan dengan mereka (pengungsi), untuk kembali ke Wamena, tetapi mereka sangat syndrome (trauma), sehingga memilih kembali ke kampung halaman dulu,”jelas Kapolda.
Kerusuhan Wamena merenggut 33 jiwa dan menghanguskan ratuasan rumah serta kendaraan. Masyarakat pendatang di wilayah Pegunungan Papua banyak yang trauma dan memilih meninggalkan wilayah tersebut.