TRIBUNNEWS.COM - Pengangkutan jenazah sempat ditunda oleh tim Basarnas karena air di dalam sumur tempat ditemukannya mayat diduga beracun.
Tepatnya di Lingkungan XI, Kelurahan Malalayang Satu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Sesaat kembali pada pukul sekira 16.00 Wita, Jumat (04/10/2019), tim Basarnas membawa sejumlah peralatan tambahan.
Sesuai pernyataan Ria, anggota Basarnas, peralatan tambahan itu terdiri dari kompresor tabung oksigen dan Self-contained Breathing Apparatus (SCBA) sebagai alat bantu pernafasan.
Selain itu juga tabung yang sebelumnya dipakai yang berwarna putih pucat telah diganti dengan tabung oksigen berwarna kuning.
Salah satu anggota Basarnas dengan nama Mawar yang tertera di seragamnya telah memasuki sumur secara perlahan.
Secara perlahan tim Basarnas memberikan arahan terhadap Mawar dalam pengangkatan mayat.
Kemudian tim Basarnas secara pelan-pelan mulai menarik tali yang mengangkut mawar dan mayat tersebut.
"Mawar naik.. mawar naik" ujar salah seorang anggota Basarnas.
Anggota yang lain meletakkan tas mayat di tanah yang bertuliskan Basarnas seakan sudah mempersiapkan pengangkutan mayat.
"Semuanya mundur, ini mayatnya sedang dalam keadaan tak mengenakan pakaian, baunya busuk bisa menyebabkan penyakit," teriak salah satu anggota Basarnas kepada warga yang mengelilingi police line, untuk menjauhi tempat tersebut.