Tak hanya itu, di Sungai Musi juga ditemukan barang dari abad ke-18 pada masa Dinasti Qing serta patung berbahan perunggu dan tanah liat tanpa kepala.
Menurut Hirmeyudi ada kemungkinan patung-patung tersebut dipenggal kepalanya saat Kesultanan Palembang Darussalam. Patung yang dipenggal tersebut kemudian dibuang ke Sungai Musi.
Sementara untuk koin emas baik yang ditemukan di Cengal dan Sungai berbentuk sama, yakni koin beraksara China.
"Sudah dari dulu pencarian ini sudah ramai. Memang pesisir pantai timur Sumatera kaya akan temuan barang peninggalan seperti itu," jelasnya.
Gambut berusia 3.000 tahun
Kepala Balai Arkelogi Sumsel Budi Wiyana mengatakan dari hasil penelitian, diketahui gambut di Kecamatan Air Suguhan, OKI berusia sekitar 3.000 tahun dan berusia sama dengan masa Kerajaan Sriwijaya.
Selain di Air Sugihan, penelitian juga dilakukan di Kecamatan Tulung Selapan.
Di kecamatan tersebut banyak ditemukan tiang-tiang rumah sekaligus peralatan dapur berupa gerabah dan keramik.
Setelah dilakukan penanggalan, diketahui kayu tiang rumah di lokasi tersebut telah berdiri sejak masa Kerajaan Sriwijaya.
"Kita juga meneliti di Desa Karang Agung OKI. Ternyata di sana telah ada permukiman pada abad ke 4. Ini dipastikan dari tiang rumah dan gerabah yang ditemukan di sana," kata Budi.
Hal tersebut dikuatkan dengan penemuan tulang hewan serta ikan yang terkubur di bawah tiang rumah.
Baca: Siti Nurbaya, Sri Mulyani dan Darmin Nasution Tanam Pohon di Kompleks Kemenkeu
Baca: Viral Kisah Pria Berkaki Satu Dengan Penghasilan Rp 24 Juta Per Bulan, Hanya Jadi Driver Grab Food
"Ada tulang ikan hiu sungai dan paus, bahkan rahang babi juga kita temukan. Sehingga disimpulkan Karang Agung merupakan kawasan tua yang ada pada jaman Sriwijaya," ujar Budi.
Hasil penelitian juga menunjukkan ada tiga kecamatan di Kabupaten OKI yang menjadi kawasan pemukiman serta pelabuhan pada masa Kerajaan Sriwijaya, yakni Karang Agung, Selapan, dan Cengal.
Di wilayah tersebut ditemukan kemudi ketebalan 5 sentimeter sehingga kuat dugaan kapal yang digunakan pada masa itu lebih besar.
Kapal besar tersebut bermuara di lokasi Karang Agung.
"Di sana ada ada perdagangan jarak jauh, penelitian di sana banyak menemukan ketebalan papan perahu 4 cm. Kemungkinan kapalnya lebih besar," ujar Budi.
SUMBER: KOMPAS.com (Aji YK Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya, Warga Dapat Emas di Gambut Berusia 3000 Tahun"