TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Akses energi modern, baik listrik maupun non listrik belum dinikmati sebagian masyarakat Indonesia.
Sekitar 25 persen masyarakat Indonesia masih menggunakan bahan bakar tradisional bahkan kayu bakar untuk memasak.
Dari jumlah itu, ada 810 desa di Jawa Tengah yang masih memakai kayu bakar.
"Masih ada 810 desa di Jawa Tengah yang masih pakai kayu bakar," papar Kasubdit Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI, Mustaba Ari Suryoko.
Itu disampaikannya di sela diskusi tentang energi di Aula Teknik Sipil Undip Semarang, Senin (14/10/2019).
Menurut Ari, keterbatasan akses energi modern berdampak pada kesehatan masyarakat.
Terutama perempuan dan anak-anak.
"Mereka banyak terpapar pada polusi asap, sehingga sakit pada bagian pernapasannya," katanya.
Meski begitu, menurutnya, penggunaan bahan bakar fosil juga merugikan.
Itu dikarenakan sebagai penyumbang besar emisi gas rumah kaca yang dapat memicu pemanasan global.
Maka ia mengingatkan, penggunaan energi berkelanjutan ramah lingkungan jadi keharusan.
Menurutnya, dengan transisi menuju sistem energi berkelanjutan, berdampak positif di Indonesia.
Di antaranya Indonesia bergerak menuju sistem rendah karbon, mendorong tata guna lahan dan ruang berkelanjutan.
Lalu polusi udara yang dapat diminimalisir, hingga efisiensi energi.