Masih Lakukan Pengembangan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, saat ini, Tim Densus 88 Mabes Polri masih melakukan pengembangan dan mendalami 5 orang terduga teroris yang diamankan di Lampung.
"Saat ini, 5 orang masih dikembangkan jaringan virtualnya," ungkap Dedi Prasetyo, Selasa, 15 Oktober 2019.
Dari hasil penyelidikan, kata Dedi Prasetyo, kelima orang dari Lampung terhubung dengan beberapa orang jaringan terorisme yang ditangkap sebelumnya.
Mereka terhubung dengan mengunakan grup media sosial Telegram.
Melalui media sosial tersebut, imbuh Dedi Prasetyo, 22 orang yang sudah diamankan termasuk dari Lampung.
Ke-22 orang tersebut, lanjut Dedi Prasetyo, melakukan pendekatan komunikasi dan informasi dengan sesama anggota antarwilayah.
"Mereka melakukan amaliah secara independen dan sesuai kemampuan masing-masing," tandas Dedi Prasetyo.
Lurah Pastikan Nurhasanah Tak Terlibat
Lurah Perumas Way Halim, Hartanto memastikan bahwa warganya Nurhasanah tidak ada kaitannya dengan penemuan barang diduga bahan peledak di dalam rumah.
"Saya tahu kalau Bu Hasanah berdua sama anaknya, saya gak pernah tahu wajah dan namanya (R), tapi dua hari lalu naruh barang, anaknya dua bujang selama ini baik dan rupanya orang luar (yang naruh diduga bahan peledak)," ucap Zusrizal.
Dalami jaringan teroris
Tim Densus 88 Antiteror mabes Polri hingga sampai saat ini masih mendalami terduga teroris yang diamankan di beberapa daerah termasuk di Lampung.
Tim Densus 88 Antiteror mabes Polri setidaknya mengamankan 22 orang terduga teroris pasca penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Dilansir Kompas.com, 6 di antara 22 orang terduga teroris tersebut diamankan di Lampung.
Pengamanan pertama pada Minggu, 13 Oktober 2019, dengan inisial NAS yang menyerahkan diri melalui Kantor Khalifatul Muslimin Lampung.