TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Magelang digegerkan kasus penggerebekan Kanit Laka Sat Lantas Polres Temanggung, Ipda Supriyono dan teman perempuannya, IN saat ngamar di Hotel Safira, Kota Magelang, Minggu (13/10) dini hari lalu.
Perwira polisi yang karib disapa Riyo itu pun menyangkal keduanya telah berselingkuh maupun berbuat zina di kamar hotel tersebut.
"(Pada saat itu) kita masih pakai baju. Kalau kita niatnya mau berbuat zina, ngapain ngajak anak," ujar Riyo, saat ditemui di sebuah coffee shop di Temanggung, Kamis (17/10) malam.
"Kita sudah layaknya sahabat kariblah, kita saling terbuka," ucapnya.
Riyo berdalih saking dekatnya IN tak canggung memanggilnya dengan sebutan mesra : papah.
Menurut Riyo, panggilan papah tak hanya ditujukan kepada ia seorang, melainkan kepada teman-teman karib IN lainnya.
"Chatnya bisa dibuktikan, panggilan itu dari dulu, dan dia manggil pah tidak hanya kepada saya saja," ujar Riyo.
Ia menceritakan, malam sebelum penggrebekan atau Sabtu (12/10), ia dan IN beserta anaknya berangkat dari Temanggung pada sekitar pukul 21.00.
Kemudian mereka sempat mampir ke rumah saudara IN. Lalu, pergi mengambil sejumlah tas perempuan di sebuah tempat.
"Itu lho, di dekat Giant itu. Kita selama ini memang berbisnis tas, jadi distributor untuk wilayah Kalimantan dan Jawa Tengah," ujarnya.
Menurut Riyo, mulanya tak ada rencana untuk menginap di Kota Magelang.
Hanya, lantaran pada Minggu pagi mereka berencana ke Yogyakarta, dari pada harus kembali ke Temanggung lagi, maka diputuskan lebih baik menginap di Kota Magelang saja.
"Sekitar jam 12 malam kita baru masuk ke kamar, ngecek-ngecek tas, ada sekitar 50-an. Terus kita tidur sekitar jam 02.00, baru tidur sebentar jam 03.00 sudah digrebek. Dan posisinya dia tidur pakai baju lengkap, saya berbaju lengkap, anaknya tidur di tengah," ceritanya.
Ia terbangun lantaran ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu. Ia pun berinisiatif membuka pintu, lantaran merasa ada yang tidak beres.