News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dinding Rumah Warga Retak-retak Dampak Pengeboman Proyek Kereta Cepat di Gunung Bohong

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga menunjukkan dinding rumahnya yang retak karena pengeboman proyek kereta cepat. Tribun Jabar/Hilman Kamaludin

TRIBUNNEWS.COM, PADALARANG ‑ Ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) retak‑retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong.

Pantauan Tribun, Jumat (18/10/2019), rumah warga yang retak‑tetak itu kebanyakan bagian dindingnya, baik itu dinding ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi.

Bahkan ada dinding rumah warga yang nyaris ambruk akibat keretakannya terus membesar.

Warga RT 04, Heru Agam (49) mengatakan, selama dua pekan ini pengeboman di proyek tersebut sudah terjadi sebanyak delapan kali dan dentumannya terdengar jelas, bahkan barang‑barang di rumahnya pun sampai bergetar.

"Tapi dampaknya itu sangat dirasakan pada hari ketiga dan mulai terlihat ada retakan dinding, padahal sebelumnya tidak ada retakan," ujar Heru saat ditemui di kediamannya.

Seorang warga menunjukkan dinding rumahnya yang retak karena pengeboman proyek kereta cepat. Tribun Jabar/Hilman Kamaludin (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Saat pertama kali mendengar dentuman itu, ia merasa kaget karena suaranya terdengar keras, terlebih dentumannya kerap terdengar dua kali dalam satu hari.

"Dentumannya terdengar pagi dan sore hari, saya sampai kaget karena setelah dentuman itu rumah saya retak‑retak," katanya.

Rumah milik Linda Kurniasari (50), dinding kamar tidur dan kamar mandinya paling parah retaknya, bahkan dinding kamar mandi sampai menganga.

Baca: 5 Tahun Jadi Menteri Kabinet Kerja, Luhut Sering Kesal Jokowi Kerap Direndahkan

Baca: Pengakuan Ipda Supriyono Pasca Digerebek Istri: Kalau Niatnya Mau Berbuat Zina, Ngapain Ngajak Anak?

"Kalau ada ledakan lagi, dinding kamar mandi saya bisa ambruk, makanya saya kalau lagi mandi takut ambruk. Dentuman pengeboman itu saya dengar dua kali dalam satu hari," ucapnya.

Linda mengatakan, sesuai kesepakatan dengan warga lainnya, jika proyek tetap dilanjutkan tanpa mengindahkan keselamatan jiwa, ia dan warga lainnya minta agar direlokasi.

"Saya sebetulnya sudah betah di sini, tapi kalau nyawa terancam ya lebih baik direlokasi karena berbahaya dan kasihan anak‑anak," kata dia.

Ketua RW 13 Ahmad M Sutisna, mengatakan, di wilayahnya terdapat 120 keluarga dan 500 jiwa, namun hampir semuanya rumah warga itu mengalami keretakan sehingga resah.

"Daerah ini paling dekat dengan lokasi pengeboman di terowongan. RT 4 jaraknya hanya 750 meter jadi rumah warga di sana yang paling parah mengalami keretakan," katanya.

Seorang warga menunjukkan dinding rumahnya yang retak karena pengeboman proyek kereta cepat. Tribun Jabar/Hilman Kamaludin (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Ahmad menambahkan, aktivitas pengeboman tersebut dilakukan tanpa memikirkan keselamatan warga sekitar karena aktivitasnya dilakukan tanpa ada kajian serta tidak memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini