TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Lima orang tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Wates dikabarkan mencoba kabur, Minggu (27/10/2019) sore. Tiga orang berhasil diamankan kembali, sedangkan dua orang lainnya masih dalam pencarian.
Informasi dihimpun di lapangan, peristiwa terjadi selepas waktu salat Ashar atau sekitar pukul 15.00 WIB.
Mereka mencoba kabur dengan memanjat tembok belakang rutan lalu melompati pagar besi ke sisi luar yang langsung terhubung jalan umum dan kawasan permukiman warga.
Slamet (55), warga Beiji Wates yang rumahnya tepat di belakang rutan menyaksikan langsung upaya para napi itu untuk kabur.
Slamet yang tengah duduk di teras rumah merasa heran melihat ada seorang lelaki melompat pagar luar rutan dan lari ke gang yang menuju areal sawah.
"Saya sedang nginis di teras setelah salat dan lihat ada orang lompat pagar rutan. Kok seperti ada yang aneh," kata Slamet.
Karena penasaran, Slamet lantas menengok keadaan di gang tersebut dan dilihatnya lelaki itu berlari terpincang-pincang sambil sesekali menengok ke belakang.
Saat itu Slamet belum menyadari bahwa orang itu adalah tahanan Rutan Wates.
Ia lalu hendak kembali ke rumah dan justru melihat lihat ada dua orang lagi di dalam area pagar rutan.
Satu orang terkapar telungkup di bawah menara penjaga, sisi luar tembok penjara.
Sedangkan satu orang lainnya melompati pagar lalu lari ke arah utara.
"Yang telungkup itu sepertinya terjatuh saat melompat tembok dan patah kaki. Ada tas juga yang nyangkut di kawat berduri tembok penjara," kata Slamet.
Hal itu lalu dilaporkan ke penjaga rutan oleh warga lain dan tahanan yang terjatuh itu diamankan.
Belakangan diketahui, ada lima orang tahanan yang kabur setelah petugas melakukan pengecekan daftar penghuni rutan.
Keteledoran Petugas
Kaburnya lima orang tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Wates, Minggu (27/10/2019) ditengarai karena keteledoran petugas.
Para tahanan itu memanfaatkan momen jadwal salat Ashar untuk melarikan diri setelah memastikan menara pengawas kosong tanpa penjaga.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkum HAM) DIY, Krismono mengakui hal tersebut.
Baca: Motivasi Fachruddin di Laga El Clasico Perdananya
Kelima narapidana itu kabur sekitar pukul 15.00 di mana saat itu pintu semua sel tahanan dibuka untuk memberi kesempatan tahanan menjalankan ibadah salat Ashar.
Mereka lalu masuk ke gorong-gorong kamar mandi, membuka teralis penghalang, dan lari ke menara pos pengawas.
Ternyata, menara pos itu dalam keadaan kosong tanpa penjaga sehingga kelima napi itu bisa melompat keluar dinding beton setinggi sekitar 3 meter di penjara tersebut lalu kabur.
"Menurut informasi yang baru saja saya dapatkan, pos itu kosong karena penjaganya turun salat. Menurut saya itu salah dan keteledoran petugas, tidak sesuai SOP. Kalau di situ ada petugasnya, pasti dia (tahanan) tidak bisa lari karena dia lewat bawah dan naik ke pos," kata Krismono saat mendatangi Rutan Wates, Minggu malam.
Menurutnya, para napi itu membuka teralis besi sebesar linggis menggunakan kayu. Pihaknya masih menyelidiki dari mana napi mendapatkan kayu tersebut, dimungkinkan ada di selokan.
Setelah berhasil membuka teralis, para napi lalu merangkak melewatinya lalu keluar menuju menara pengawas yang kosong dan kabur keluar rutan.
"Teralisnya dibenggang (direnggangkan) dengan kayu. Lubangnya itu ngepress sekali untuk lewat orang," imbuh Krismono.
Baca: Bantah Larang Sebut Kafir di Masjid, Mahfud MD: Itu Bohong Besar
Diakuinya tenaga pengamanan di Rutan Wates ini memang terbatas.
Dari empat menara pengawas, dua pos saja yang diisi penjaga. Atas kejadian ini, pihaknya akan mengevaluasi sistem keamanan di Rutan Wates sekaligus memeriksa petugas terkait untuk diberi tindakan tegas.
Ia juga memerintahkan agar gorong-gorong serta bagian lain yang memungkinkan jadi celah untuk melarikan diri diperbaiki.
Ada lima napi yang melarikan diri dalam kejadian itu dan sebagian besar adalah divonis penjara atas kasus pencurian maupun penggelapan untuk perkara saling berlainan.
Yakni, dua warga Magelang yaitu Taufikurahman (vonis 1.8 tahun) dan Abdul Aziz (vonis 1,8 tahun), Sutristiyanto alias Trisno warga Pekalongan (vonis 2,6 tahun), Pinasthi Bayu Setya Aji warga Giripeni Wates (vonis 10 bulan), serta Dani Saiful Arifin warga Tangerang (vonis 1,6 tahun).
Baca: Anang Hermansyah Kuak Urusan Ranjang dengan Ashanty, Ayah Aurel Sempat Kena Semprot saat Minta Jatah
Dani berhasil ditangkap kembali di area belakang rutan karena terjatuh saat melompat dinding pagar.
Sedangkan Taufikurahman dan Abdul Aziz berhasil ditangkap lagi oleh oleh petugas dengan bantuan warga di wilayah Blumbang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih. Adapun Sutristriyanto dan Pinasthi hingga kini masih dalam pengejaran.
"Kami menyayangkan kejadian ini karena sebetulnya di antara mereka ada yang akan bebas dalam waktu dekat karena hukumannya hanya 10 bulan. Adapun yang sudah tertangkaplagi akan kami kenakan sanksi disiplin. Misalnya ditempatkan terus di dalam sel atau dipindahkan," kata Krismono.
Kepala Rutan Kelas II Wates, Deny Fajariyanto mengatakan kelima napi itu divonis untuk kasus yang berbeda-beda dan tidak ditempatkan dalam satu sel.
Ada kemungkinan sebelumnya mereka sudah merencanakan untuk melarikan diri lalu memanfaatkan kelengahan pengawasan petugas rutan.
Baca : Kabar Buruk Santri yang 3 Tahun Lalu 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Begini Nasibnya Sekarang
Baca : Inilah Jabatan Strategis Disebut-sebut Akan Disodorkan Jokowi ke Yusril, Posisinya Setingkat Menteri
Pihaknya akan mengembangkan pemeriksaan lebih lanjut atas kasus tersebut sembari melakukan pengejaran terhadap dua napi yang berhasil kabur. Deny mengatakan jajarannya sudah berkoordinasi dengan Polres dan Kodim setempat untuk melacak dan menangkap dua napi tersebut.
"Para napi ini menggunakan tas untuk bantuan melompat tembok. Mohon doa restu, semoga sisanya segera tertangkap lagi. Kami sudah berkoordinasi dengan Polres dna Kodim untuk bantuan pengejaran,"kata Deny. (Tribunjogja.com | Singgih Wahyu )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul KRONOLOGI Napi Rutan Kulon Progo Kabur Lewat Gorong-gorong kemudian Loncat Pagar Berduri