Yusran warga Pulau Sepakat lantas meminta izin membuka pintu jamban, yang bisa dibuka dari luar dengan cara mengulurkan tangan ke pintu dalam, hingga pintu terbuka, namun tidak ada orang.
Warga kemudian curiga korban tenggelam, dan berupaya melakukan pencarian hingga pukul 00.00 wita namun tak juga ditemukan, padahal kondisi sungai sedang surut dan tak berarus.
Akhirnya, Rabu pagi tadi jenazah ditemukan mengapung di sekitar jamban.
Sebelum itu, Yusran menemukan sebuah tas tergantung di dinding, sekitar pukul 05.30 Wita saat dia hendak buang air.
Tas berisi telepon genggam serta barang lainnya tersebut diamankan warga dan ternyata setelah diperiksa milik korban.
"Saat tadi malam jamban diperiksa, tas itu luput dari perhatian sehingga tak ada yang melihat," kata Yusran.
Baca: Seminggu Setelah Perkenalan, Pemuda Ini Nikahi Janda Berusia 60 Tahun
Setelah menghubungi keluarga korban, jenazah dievakuasi menggunakan kantong jenazah, oleh anggota PMI dan kepolisian ke rumah sakit H Hasan Basry Kandangan.
Menurut keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, atau hipertensi sehingga diduga dia terpeleset karena saat itu sedang mengalami tekanan darah tinggi yang membuatnya kehilangan keseimbangan.
Menurut warga, saat ditemukan tak ditemukan tanda kekerasan fisik sehingga diduga kematiannya murni akibat tenggelam setelah terpeleset.
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Pedagang Buah Ditemukan Mengapung di Sungai Amandit, Diduga Tergelicir Saat di Dalam Jamban