"Saat dihubungi itu istri saya, saya sedang duduk sama Kapolsek. Lah kok ada yang mengaku sebagai Kapolsek," kata dia.
Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Dijadwalkan Datangi Rumah Korban Pasca Ambruknya Atap SDN Gentong
Baca: Kronologi Atap SDN Gentong Pasuruan Ambruk 1 Guru & Siswa Tewas, Mendikbud Nadiem Makarim Bertindak
Djunaedi menjelaskan, saat itu si penelepon mengaku sebagai Kapolsek dan siap membuat kasus jatuhnya atap kelas ini tidak lanjut.
Bahkan, si penelepon misterius ini juga siap menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Tidak sempat membuka nominal uangnya sih. Tapi siap mengamankan begitu saja. Ini saya juga heran, kok banyak yang menelepon gelap dan meminta uang dalam kondisi seperti ini," tambahnya.
Bahkan, saking penasarannya, ia sempat mengecek peneror misterius ini melalui sebuah aplikasi.
Setelah dicek, nomor ini terdaftar dimiliki seseorang di wilayah Sulawesi Selatan.
Ia menerangkan, dalam kasus ini, istrinya juga merasa terpukul.
Sebab, dua korban meninggal ini adalah keluarganya.
Baca: Ambruknya Atap SDN Gentong Pasuruan, Polisi Akan Periksa Penanggung Jawab dan Pekerja Bangunan
"Istri saya justru sedih sekali. Saya juga bingung, saya juga sering salah paham akhir-akhir ini. Saya berusaha menguatkan dia saja," jelasnya.
Dia menyebut, istrinya baru saja menjabat sebagai Kepsek di SDN Gentong dua tahun sejak tahun 2017.
"Saat itu proyeknya sudah selesai. Proyek renovasi ditangani sama kepsek yang lama. Istri saya ini tidak tahu apa-apa dalam pembangunan bangunan ini. Istri saya sangat terpukul sekali," kata dia.
Detik-detik Tewasnya Guru dan Siswa
Guru dan siswa ini tewas sesaat setelah diselamatkan dari bawah reruntuhan atap kelas UPT SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
Akhmad Ikhsan, seorang saksi mengungkapkan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.15 WIB.