Saat itu, kata dia, di ruang kelas 5A, 5B, siswa sebagian besar sedang olahraga.
Sedangkan untuk ruang kelas 2A dan 2B siswa sedang belajar mengajar.
Baca: Remaja Tewas Dikeroyok Sekelompok Pemuda, 3 Pelakunya Diringkus
"Tanpa ada angin dan hujan, brak, mendadak atap ambruk dan langsung menimpa guru serta siswanya," kata dia.
Ia mengatakan, dari luar suara ambruknya atap ini sangat kencang. Ia pun lantas masuk ke dalam.
Puluhan siswa berhamburan keluar. Mereka menangis.
"Guru-guru yang tidak ada di dalam kelas itu langsung datang dan berusaha menenangkan anak-anak. Saya langsung masuk ke dalam kelas untuk mencari korban lainnya," katanya.
Dia menyebut, feeling-nya benar. Masih ada siswa yang terjepit reruntuhan atap kelas, ada yang menangis dan tidak berani kemana-mana. Ia lantas menolongnya.
Tak lama, ia melihat ada baju yang warnanya mirip dengan baju guru di sini. Namun, penglihatannya samar karena hampir keseluruhannya tertutup material.
"Saya langsung bersihkan materialnya. Dan ternyata benar, itu guru. Itu Bu Rini, saya langsung minta bantuan untuk menarik Bu Rini atau Fina Choironi dari tumpukan material," jelasnya.
Setelah berhasil menarik, ia menyebut, guru tampak lemas dan tak berdaya.
Ia menerangkan, tidak ada darah sama sekali. Tapi, respon dari guru ini sudah berkurang.
"Saya sempat kasih nafas buatan tiga kali. Sempat merespon sebentar. Setelah itu, langsung saya gendong dan saya masukkan ke dalam mobil ambulance," jelasnya.
Ia pun mengaku ikut ke dalam mobil Ambullance dan menuju RS Meidika. Di rumah sakit, guru yang akrab disapa Rini ini diberi penanganan awal.
"Sempat menggunakan alat pompa jantung, tapi nyawanya sudah tidak bernyawa. Ia dinyatakan sudah meninggal dunia," kata dia.