TRIBUNNEWS.COM - Memperingati Hari Pahlawan, Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui acara Stop Hoax Festival mengajak masyarakat untuk bersama-sama melawan hoaks.
Acara yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta ini diselenggarakan di Tugu Pal Putih, Jogja ini dimulai pukul 06.00 - 09.30 WIB, Minggu (10/11/2019).
Di dukung komunitas Fun Bike, Sanggar Seni Kinanti Sekar, Perempuan Berkebaya Jogja, Komunitas Biola Jogja, acara ini dapat diikuti oleh masyarakat umum dan tidak dikenakan biaya saat registrasi.
Proses registrasinya pun dapat dilakukan secara online atau langsung ke booth regristrasi.
Peserta yang sudah registrasi akan mendapat gelang untuk mengambil merchandise, mengikuti game, dan makanan.
Selain itu, peserta yang sudah menginstal aplikasi Hoax Buster Tools (HBT) akan mendapatkan kupon untuk mengambil kalender 2020 dari Mafindo.
Puncak acara yang dimeriahkan dengan kegiatan olahraga, seni, musik, games, fotografi, dan lomba membuat poster anti hoaks ini, yakni pembacaan Deklarasi Anti Hoaks.
Deklarsi tersebut dibacakan oleh Presidium Mafindo, Anita Wahid, isi dari deklarasi tersebut adalah sebagai berikut :
Fakta integritas untuk Indonesia bebas hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian.
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan:
"Satu, mendukung dan mendorong pemanfaatan media, guna menyebarkan pesan-pesan positif yang menguatkan perdamaian, persatuan, dan kesatuan ditengah-tengah bangsa.
Dua, mendukung dan mendorong penggunaan media yang bersih dari hoaks dan ujaran kebencian di tengah masyarakat.
Tiga, akan berpartisipasi menjaga lingkungan keluarga, komunitas, masyarakat, hingga terbebas dari hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian.
Empat, akan berkolaborasi menjaga dan mengawal situasi yang kondusif untuk memelihara keharmonisan ditengah masyarakat.
Memaknai hari pahlawan 10 November, pahlawan masa kini adalah mereka yang bijak bermedia, tangan jari untuk tidak menyebarkan kabar hoaks.
Kami segenap masyarakat, siap mendukung gerakan Stop Hoaks Indonesia, share berita positif, tularkan virus anti hoaks, periksa fakta tanpa kecuali.
Yogyakarta, 10 November 2019."
Acara ini merupakan bagian dari rangkain program Stop Hoax Indonesia.
Stop Hoax Indonesia merupakan program Mafindo yang didukung oleh Google News Initiative pada tahun 2019.
Stop Hoax Indonesia bertujuan membekali 3.200 anak muda dan 1.280 Ibu Rumah Tangga dengan kemampuan melakukan cek fakta sekaligus mengaktifkan mereka sebagai agen literasi digital.
Selain itu, Stop Hoax Indonesia ditujukan untuk memeberikan pembekalan bagi anak-anak muda dan ibu rumah tangga agar semakin menyadari bahaya hoaks.
Anak-anak muda dan ibu rumah tangga diharapkan berhenti menyebarkan hoaks atau berupaya menghentikan sebaran hoaks, serta mampu melakukan pengecekan fakta sederhana.
Kemampuan cek fakta ini dapat melindungi diri dan keluarga dari virus hoaks.
Harapan lebih jauh dari Mafindo untuk anak-anak muda dan ibu rumah tangga adalah memberdayakan keduanya sebagai agen yang aktif memerangi hoaks di lingkungannya masing-masing.
Meskipun program Stop Hoax Indonesia lebih difokuskan pada anak-anak muda dan ibu rumah tangga, namun Anita Wahid mengungkapkan, bukan hanya keduanya yang rentan terkena hoaks, masing-masing usia mempunyai kerentanannya.
"Masing-masing usia punya kerentanannya sendiri-sendiri, di generasi anak muda, usia senior, dan usia produktif," kata Anita kepada Tribunnews.com.
Menurut Anita, pada generasi muda, hoaks sering terjadi dengan cara menuduh generasi boomers.
Pada usia 45 tahun keatas, generasi yang terbiasa mendapatkan berita melalui sumber yang jelas dan kredibel misal dari koran, radio, dan televisi, menganggap berita yang didapatkan dari ponsel juga benar padahal belum tentu benar.
Sementara itu, menurut Anita pada usia produktif juga rentan terkena visrus hoaks.
Anita yang merupakan putri ketiga Presiden Gusdur tersebut mengungkapkan, berita hoaks setiap tahunnya semakin meningkat.
"Dari data kami, pada 2015 rata-rata hoaks perbulannya 10 hoaks, 2016 menjadi 27 hoaks, 2017 menjadi 58 hoaks atau bahkan lebih karena ada kasus besar Pilkada DKI dan Rohingya, 2018 menjadi 87 hoaks, 2019 menjadi 100 haoks perbulan apalagi bertepatan dengan moment Pilpers," papar Anita.
Anita mengajak seluruh masyarakat Indonesia memerangi hoaks, karena virus hoaks dapat memecah-belah siapapun.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)