"Petugas gabungan kita melakukan pengeledahan terhadap terhadap tiga orang yang diamankan dipelabuhan Tameran. Selain pengeledahan petugas memeriksa telpon genggam tersangka dan menemukan pesan singkat percakapan tentang adanya transaksi Narkoba jenis sabu-sabu dilakukan IDIM," terang Kapolres.
Dari intrograsi tersangka dan percakapan pesan singkat tersangka IDIM bersama dua rekannya ini pada Jumat pekan lalu menjemput Narkoba dari seorang bernama Umar saat ini menjadi DPO petugas.
Penjemputan Narkoba dilakukan di daerah Selat Baru Kecamatan Bantan.
Kemudian barang haram tersebut diantar ke Pulau Padang Kabupaten Kepulauan Meranti sekitar pukul 20.00 WIB Jumat malam ke rumah rekannya berinisial MS dengan mengunakan pompong melalui jalur pelabuhan Desa Tameran.
"Mendapat informasi ini petugas langsung meluncur ke rumah MS yang berada di Pulau Padang dengan menggunakan speedboat milik Bea Cukai Bengkalis," terang Kapolres.
Dari rumah MS petugas berhasil mengamankan delapan bungkus besar Narkoba diperkirakan memiliki berat sekitar delapan kilogram.
Dari pengeledahan ini petugas mengamankan MS bersama seorang rekannya RS.
"Petugas kita kemudian kembali ke Bengkalis melalui pelabuhan Desa Tameran. Sampai di pelabuhan tersebut petugas melakukan pengeledahan kapal pompong yang digunakan tersangka untuk menyeberang ke Pulau Padang.
"Hasil pengeledahan tim gabungan kembali menemukan barang bukti sabu-sabu sebanyak dua bungkus diperkirakan berat sekitar dua kilogram," tambah Kapolres.
Lima Tersangka Diupah 15 juta
Lima tersangka yang diamankan ini menerima upah sebesar lima belas juta rupiah untuk satu kali penjemputan barang haram ini dari Bengkalis ke Kepulauan Meranti.
Upah angkut ini dibagi oleh mereka secara merata.
"Upahnya 15 juta rupiah sekali antar untuk mereka berlima bagi lima. Upah ini bisa dikatakan paling rendah dari pada pengungkapan yang berhasil kita lakukan sebelum sebelumnya," terang Kapolres.
Barang haram yang diamankan ini rencananha akan diedarkan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Setelah berhasi disimpan di Pulau Padang dan akan dijemput oleh kurir lainnya diduga akan diedarkan seluruh wilayah Kepulauan Meranti.
Kegiatan penyeludupan ini sudah dilakukan ke lima tersangka sebanyak dua kali.
Upaya penyeludupan Narkoba pertama berhasil meloloskan sebesar sepuluh kilogram sabu-sabu juga ke kabupaten Kepulauan Meranti.
Akibat perbuatan kelima tersangka ini di jerat dengan pasal 114 ayat 2 dan Pasal 112 ayat 2 junto pasal 132 ayat 1 undang undang Nomor 35 tahun penjara.
Ancaman hukuman maksimal hukuman mati untuk para pelaku.
Sabu-sabu Bungkusan Merek Doraemon
Narkoba jenis sabu-sabu yang diamankan tim gabungan ini diduga berasal dari Malaysia.
Pihak Kepolisian masih melakukan pendalaman dari temuan ini.
Menurut Kapolres Bengkalis sedikit berbeda kemasannya dari sabu-sabu yang biasa diamankan.
Biasanya bungkusan yang diamankan bermerek teh cina, namun kali ini bermerk doraemon.
"Merek bungkusannya berbeda dari biasanya. Kita masih dalami, sementara isi sabu-sabu belum dipastikan karena plastik pembungkus masih belum dibuka," terang dia.
Ambil Paket di Depan Kantor DPRD Bengkalis Kurir Narkoba di Riau Digerebek
Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi, saat itu, ambil paket di depan Kantor DPRD Bengkalis, kurir Narkoba jenis sabu-sabu dan pil ekstasi di Riau digrebek polisi dan terancam hukuman mati.
Jumlah Narkoba yang dibawa oleh kurir berinisial A itu sebanyak 27 kilogram narkotika jenis sabu-sabu dan sebanyak 19.463 butir pil ekstasi.
Atas perbuatannya itu, tersangkat dijerat Undang Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 pasal 114 ayat 2 dengan ancaman hukuman mati.
Pengakuan tersangka, ia tidak mengetahui isi paket yang ia bawa, dan ia merupakan supir travel Pekanbaru-Bengkalis dan profesi ini baru saja ia jalani.
Tergiur upah yang besar daripada hasil sebagai supir travel, maka ia mau mengangkut paket tersebut.
Pria berinisial A (32) warga Pekanbaru yang diamankan Satres Narkoba Polres Bengkalis sebagai Kurir Narkoba 27 Kilogram sabu telihat tertunduk saat dibawa petugas Polres Bengkalis ke depan Mapolres Bengkalis untuk menyaksikan press release penangkapannya di hadapan awak media.
Pria tersebut menggunakan baju berwarna oren khas tahanan Mapolres Bengkalis
Wajahnya ditutupi oleh sebo hanya terlihat mata, hidung dan mulutnya.
Saat press release A berdiri dibelakang barisan Kapolres Bengkalis dengan tangan terborgol dan diapit dua petugas Kepolisian berseragam lengkap dan senjata laras panjang.
Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto mengatakan, A sebenarnya berprofesi sebagai supir travel yang melayani trayek Bengkalis-Pekanbaru.
Menurut dia, dari pemeriksaan penyidik Narkoba, A dijanjikan upah sebesar Rp 140 juta rupiah untuk mengantarkan barang haram ini sampai ke Pekanbaru.
"Upahnya dari penyelidikan kita, tersangka diupah untuk sekali antara sebesar Rp 140 juta jika barang haram ini sampai tujuan. Saat penjemputan tersangka baru menerima uang muka sebanyak 3 juta rupiah, upahnya akan dilunasi ketika barang haram diterima di Pekanbaru," tambah Kapolres.
Sejauh ini, hasil penyidikan tersangka A hanya sebagai kurir.
Pihak Kepolisian kesulitan mengungkap orang yang memberikan dan menerima barang haram ini, karena pola jaringan Narkoba ini terputus.
"Tersangka dihubungi langsung oleh orang di Bengkalis berinisial J disuruh menjemput barang, kemudian nanti barang sampai di Pekanbaru tersangka menghubungi nomor penerima yang sudah diberikan," terang Kapolres.
Sementara itu tersangka A saat diwawancara Tribunpekanbaru.com, sangat irit bicara, hanya menjawab satu-satu pertanyaan awal media.
A mengaku bekerja sebagai supir travel trayek Pekanbaru-Bengkalis dan sebaliknya.
"Saya supir travel trayek Bengkalis-Pekanbaru dan Pekanbaru-Bengkalis, baru dua bulan jadi supir travel dengan mobil sendiri," ungkap A saat ditanya tribun.
Tersangka mengatakan tidak tahu menahu barang yang dibawanya merupakan Narkoba.
Pihaknya mengaku baru mengetahui itu setelah dirinya digrebek pihak Kepolisian.
"Saya tidak tahu awalnya barang yang saya jemput ini Narkoba. Baru taunya saat sudah ditangkap polisi," akunya.
Tersangka mengaku awalnya dirinya ditawari menjemput paket di Bengkalis untuk diantar ke Pekanbaru.
Tergiur ongkos sebesar Rp 3 juta yang ditawarkan, membuat tersangka mau menjemput paket tersebut.
"Saya tergiur upah segitu besar, jadi tidak curiga dan tidak menanyakan barang apa yang akan dijemput, yang meminta ini saya tau tapi tidak kenal," terangnya.
Anehnya biasanya A berangkat membawa travel dengan menggunakan mobil sendiri.
Namun kali ini A menjemput barang haram dengan merental mobil, namun dia enggan menyebutkan alasannya menggunanakan kendaraan lain tersebut.
Akibat berbuatannya ini A terancam hukuman mati, jumlah narkotika yang dibawanya cukup besar, sehingga petugas kepolisian menjeratnya dengan Undang Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 pasal 114 ayat 2.
Sebelumnya Satres Narkoba Polres Bengkalis kembali berhasil menangkap kurir darat peredaran Narkoba di Pulau Bengkalis pada Sabtu (12/10/2019) malam di pelabuhan Roro Bengkalis.
Kali ini kurir Narkoba yang diamankan membawa Narkoba dalam jumlah cukup besar.
Hal ini diungkap Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adi Wuryanto Kepada awak Medi saat melakukan Press Release di depan Mapolres Bengkalis, Selasa (15/10) pagi.
Dalam penangkapan ini Satres Narkoba mengamankan seorang kurir bersama kendaraan digunakan berupa mobil terios dan barang bukti narkotika jenis sabu dan pil ektasi.
Barang bukti sabu yang diamankan sebanyak delapan bungkus besar dengan berat sekitar 27,1 kilogram serta pil ektasi yang diamankan sebanyak 19.463 butir.
Barang bukti yang diamankan dalam tas besar disimpan di dalam mobil tersangka.
"Rencana barang bukti yang diamankan ini akan dibawa ke Pekanbaru oleh tersangka," ungkap Kapolres Bengkalis.
Tersangka yang diamankan berinisial A (32) merupakan warga Pekanbaru yang berperan sebagai kurir pengantar Narkoba dari pulau Bengkalis dengan tujuan Pekanbaru.
Saat diamankan petugas, tersangka seorang diri di dalam mobil akan menyeberang di pelabuhan Air Putih Bengkalis menuju Pelabuhan Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu.
Sigit mengatakan, peredaran Narkoba ini berhasil diungkap Polres Bengkalis, berawal dari tim opsnal Satres Narkoba Polres Bengkalis mendapat informasi dari masyarakat akan ada transaksi Narkoba di wilayah Bengkalis.
Dari informasi ini tim dari Kaur BIN Ops Polres Bengkalis melakukan penyelidikan kebenaran informasi ini.
Hasil penyelidikan informasi dari masyarakat ini benar, petugas yang mendapatkan ciri-ciri pelaku langsung melakukan pengejaran dan pencarian terhadap tersangka.
Hasil pencarian tesangka berhasil diringkus dipelabuhan Roro Bengkalis sekitar pukul 21.00 WIB di pelabuhan Roro Air Putih Bengkalis.
Tim yang melakukan penangkapan langsung melakukan pemeriksaan di lapangan.
Setelah dilakukan pengeledahan petugas menemukan barang bukti Narkoba yang disimpan di mobil dan terbungkus dalam tiga tas plastik besar.
Saat dilakukan introgasi di lapangan, tersangka mengaku hanya sebagi pengantar saja yang diperintahkan melalui seluler.
"Tersangka satu orang inisial A ini mengaku ditelpon oleh seseorang berinisial J yang berada di Pulau Bengkalis. Penelpon berinisial J meminta A yang merupakan supir travel Bengkalis-Pekanbaru ini untuk datang ke Bengkalis untuk menjemput barang yang rencananya akan dikirim ke Pekanbaru," tambah Sigit.
Setelah sepakati upah penjemputan, tersangka bergerak dari Pekanbaru menuju Bengkalis.
Kemudian sampainya tersangka di Bengkalis kembali menelpon J untuk meminta alamat penjemputan barang yang direncanakan.
Dari komunikasi tersebut J meminta A untuk menjemput barang tersebut di Jalan Antara Kota Bengkalis, tepatnya di depan kantor DPRD Bengkalis.
"Transaksi dilakukan di depan kantor DPRD Bengkalis, setelah menerima barang sebanyak 3 tas besar ini tersangka A membawa barang tersebut menuju pelabuhan Roro untuk kembali ke Pekanbaru. Saat sampai di pelabuhan petugas yang mengetahui ciri-ciri tersangka langsung melakukan penggerebekan," kata Polisi berpangkat Melati Dua ini.
Rencananya barang ini akan diserahkan di Pekanbaru kepada seseorang yang saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Begitu juga jaringan tersangka yang memberikan sabu-sabu ini masih dalam penyelidikan.
"Jaringan mereka terputus, kita hanya berhasil mengamankan kurir pengantarnya. Sementara penerima di Pekanbaru dan yang memberikan sabu-sabu berinisial J masih dalam penyelidikan. Kita masih mendalami jaringan mereka belum bisa kita pastikan jaringan mana yang kali ini kita amankan," kata Kapolres yang baru menjabat beberapa Pekan di Bengkalis ini.
Kurir Narkoba ini terancam undang undang nomor 35 tahun 2009 dijerat pasal 114 ayat 2 ancaman pidana dengan hukuman mati.
Pihaknya masih melakukan pengembangkan terkait penangkapan ini. (Tribunpekanbaru.com/Muhammad Natsir)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Oknum Polisi di Riau Terlibat Transaksi 1.000 Gram Narkoba, Kerjasama dengan Napi di Lapas Bengkalis