TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dua orang terduga pelaku yang terlibat dalam jaringan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Aris (28) dan Fadli (23) diamankan polisi pada Kamis (14/11/2019) sekitar pukul 22.00 WIB.
Dalam penangkapan yang dilakukan di rumah kepala lingkungan (Kepling) setempat itu, dua orang diamankan.
Sedangkan satu terduga lainnya, Andre (21) melarikan diri.
Mereke diduga menjadi teman pengajian Rabbial Muslim Nasution (RMN) yang menjadi pengantin bom dengan meledakkan diri di Mapolrestabes Medan.
Ketiga terduga pelaku merupakan anak dari Rudi Suharto (52) warga Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan.
Baca: Jadi Teman Pengajian Pengantin Bom Mapolrestabes Medan, Rudi Serahkan Dua Anaknya
Baca: Istri Siapkan Bom di Bali dan Dedek Berubah Drastis Setelah Enam Bulan Ikuti Sebuah Perkumpulan
Baca: Pengamat Sebut Pelaku Teror Berusia Muda Lebih Mudah Alami Deprivasi Relatif
Kepada Tribun Medan, Rudi Suharto mengatakan anaknya sering mengaji bareng.
Tempat mengaji mereka pindah-pindah.
Kadang keluar dan kadang di dekat sini.
"Cuma anak saya kalau pengajian keluar jarang ikut," kata Rudi, Jumat (15/11/2019).
Disebutkan Rudi, sudah satu tahun terakhir ketiga anaknya ikut di dalam pengajian.
Sebelum dilakukan penangkapan, polisi sempat meminta keterangan soal anaknya siapa saja namanya.
"Mungkin kalau enggak ada kejadian kemarin, saya tidak tahu aslinya pengajian mereka seperti ini," ujar Rudi.
Rudi menceritakan kenapa anaknya yang bernama Andre bisa melarikan diri.
Jadi sewaktu dirinya sedang menonton TV dan terlihat terduga pelaku bom bunuh diri wajahnya mirip RMN.