TRIBUNNEWS.COM -- Aparat kepolisian menemukan fakta mengejutkan terkait pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan Rabu lalu.
Rabbial Muslim Nasution (24) alias Dedek bisa berubah drastis dari warga yang baik dan aktif di masyarakat menjadi pengantin bom setelah enam bulan mengikuti sebuah perkumpulan yang diduga diikuti oleh teroris.
Selain Dedek, sang istri pun diduga menyiapkan aksi bom di Bali.
Tim Densus 88 dan Polda Sumut terus melakukan pengembangan pasca kasus bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution (24) alias Dedek di Mapolrestabes Medan.
Dalam keterangannya, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap mertuanya bahwa perilaku Rabbial Muslim Nasution berubah sejak enam bulan yang lalu.
"Setelah mengikuti pengajian hanya dalam waktu 6 bulan sifat terduga berubah dan nekat melakukan bom bunuh diri," ucap Mardiaz Kusin Dwihananto, Jumat (15/11/2019).
Baca: Pengamat Duga Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Tak Direkrut Secara Khusus
Baca: Sang Istri Kerap Menangis Sesenggukan Sebelum Dedek Melakukan Aksi Bunuh Diri
Baca: Buntut Bom di Medan, Menteri Budi Karya Inginkan Proses Rekrutmen Ojek Online Harus Diperketat
Baca: Istri Pelaku Bom Bunuh Diri Medan Susun Rencana Teror Bali Bersama Terpidana Kasus Terorisme
"Kita juga berharap sensitifitas warga, ketika ada masyarakat tidak kita kenal tolong laporkan kepihak yang berwajib," sambungnya.
Mardiaz mengungkapkan, polisi tengah memburu imam pengajian yang diduga turut dalam aksi peledakan.
Istri pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan, ternyata juga berencana melakukan aksi teror bom di Bali.
Untuk meluluskan rencana teror di Bali, wanita berinisial D itu menjalin komunikasi dengan seorang narapida kasus terorisme yang kini mendekam di Lapas Medan.
Kini D, istri dari RMN, sudah diamankan Densus 88 Antiteror Polri, Rabu (13/11/2019) kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa saat ditangkap, D sedang menyusun rencana untuk melakukan teror di Bali.
"Di dalam jejaring komunikasi media sosialnya, mereka (D dan terduga teror lainnya) berencana melakukan aksi terorisme di Bali," ujar Dedi di Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).
Penyusunan rencana aksi teror ini, lanjut Dedi, dilakukan bersama seorang pria berinisial I.
Adapun I merupakan narapidana perkara terorisme yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II, Kota Medan, Sumatera Utara.
"Yang bersangkutan (D) cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi lewat Facebook (dengan I)," kata Dedi.
Kini, D masih diperiksa secara intensif oleh tim Densus 88 Antiteror Polri untuk pengembangan kasus bom bunuh diri sang suami beserta aksi teror yang direncanakannya.
Orang yang Aktif dan Baik
Seperti diberitakan sebelumnya, Rabbial merupakan warga Jalan Nangka Medan Petisah.
Berdasarkan informasi seorang warga yang juga teman kecil, pelaku telah berkeluarga dan memiliki anak.
Kepada Tribun-Medan.com teman pelaku, Bagus Prasetio mengatakan, ia berteman akrab dengan Rabbial Muslim Nasution alias RMN alias Dedek.
Teman korban mengenalnya dengan panggilan Dedek sejak kecil.
"Saya temannya sejak kecil, kenal baik dan tahu keluarganya," katanya.
Menurut Bagus sosok Dedek dinilainya baik, punya jiwa setia kawan.
Dikatakannya, Dedek merupakan pemuda yang aktif di lingkungan rumahnya.
"Dulu kami tergabung dalam remaja masjid dia aktif ikut rapat," katanya.
Bagus menuturkan, RMN awalnya tinggal di Jalan Jangka, di kawasan Ayahanda Medan namun pindah domisili setelah menikah.
Warga di sini sudah lama tidak melihatnya lagi. Ia sempat pindah ke Marelan," katanya.
Bagus menjelaskan, Dedek tak sempat menamatkan sekolahnya di bangku SMA/SMK.
"Kami satu sekolah di SMK 9 Medan. Dia gak tamat sampai kelas satu saja," jelasnya.
Dikatakannya, sosok Dedek juga pernah mengikuti kegiatan bela diri silat.
"Kami juga pernah main bola bersama, saya kira orangnya sangat terbuka dan baik," katanya.
Bagus tak menyangka, rekannya tersebut melakukan aksi nekat.
"Kalaulah memang benar dia pelakunya, saya tidak sangka, karena ia saya kenal baik," tambahnya.
Tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41), mengatakan bahwa Rabbial sudah pindah ke Marelan pasca-menikah.
"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya. Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya di mana," ucap Maya.
Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah RMN di Marelan yaitu sewaktu mereka menikah, 3 tahun yang lalu.
Tak lama berselang, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah pelaku.
Namun, Kompol Eko Hartanto yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan memberikan jawaban.
"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.
Seperti diberitakan Tribun-Medan.com, sebelumnya, Pelaku peledakan bom bunuh diri yang mengguncang Mapolrestabes terlihat dalam rekaman CCTV.
Dalam rekaman CCTV tersebut tampak RMN sedang mengenakan setelan jaket hijau kombinasi hitam sedang berjalan mengenakan ransel.
Gambar rekaman CCTV ini beredar di grup WhatsApp, hingga akhirnya pria itu meledakkan diri dan terdengar suara ledakan yang cukup keras di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi.
Informasi yang dihimpun kejadian terjadi sekitar pukul 08.45 WIB.
Sekira pukul 08.00 WIB, diduga pelaku masuk ke Polrestabes Medan menggunakan jaket ojek online.
Pelaku masuk melalui pintu depan menuju Bagian Operasi.
Setelah identitas diketahui, ia menambahkan, nantinya Tim Densus 88 Antiteror Polri akan melakukan pengembangan.
Hal ini untuk mengetahui apakah pelaku terkait jaringan teroris tertentu atau justru hanya simpatisan yang bergerak sendiri (lone wolf).
"Semuanya masih berproses. Tim Densus 88 bersama stakeholder terkait masih bekerja di lapangan," kata Dedi.
Selain itu, ia mengatakan, seluruh partikel ledakan yang berada di sekitar lokasi akan dikumpulkan untuk kemudian diuji di laboratorium forensik.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan bahwa pelaku yang meledakkan bom di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) diduga berjumlah satu orang.
Orang yang diduga sebagai pelaku itu meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri.
"Diduga satu orang, berdasarkan informasi pertama," kata Iqbal saat ditemui di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).
Sementara itu korban yang jatuh terhitung saat ini berjumlah enam orang.
Empat orang di antaranya adalah anggota Polri, satu orang merupakan pegawai harian lepas, dan satu orang lain merupakan masyarakat sipil.
Ia menambahkan, saat ini Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara masih mengolah TKP dan menginvestigasi secara mendalam kasus tersebut.
"Saat ini Densus 88 Antiteror dengan tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara sedang bekerja untuk melakukan proses selanjutnya. Apakah jaringan ini masuk dalam jaringan apa dan lain-lain, tunggu saja," kata dia.
Namun manajemen Gojek tak mau mengomentari pemakaian seragam Gojek dalam aksi bom bunuh diri ini.
"Kami mengutuk aksi teror yang terjadi di Polrestabes Medan pagi ini dan berduka cita atas jatuhnya korban dari aksi teror tersebut.
Kami tidak dapat berkomentar mengenai atribut terduga pelaku," ujar Vice President of Corporate Communications GOJEK, Kristy Nelwan, Rabu (13/11/2019)
Ia mengatakan Gojek telah dengan segera menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi.
"Gojek menentang keras segala tindakan anarkis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat," pungkasnya. (Muhammad Anil Rasyid/Baginda Gorby Siregar)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto Ceritakan Bagaimana Dedek Bisa Berubah hingga Ledakan Diri