Profesi warga Kota Pagaralam serta dua wilayah lain yakni Kabupaten Lahat dan Empat Lawang yang letaknya dibawah kaki Gunung Dempo mayoritas petani kopi.
Namun dengan adanya kejadian teror harimau gunung ini membuat warga di 3 wilayah ini kini enggan untuk beraktivitas ke kebun kopi lantaran takut serangan hewan buas ini sewaktu-waktu dapat terjadi lagi.
Baca: Harimau Terkam Wisatawan yang Sedang Berkemah di Gunung Dempo
Baca: Butuh Waktu 15 Jam Evakuasi Jasad Fikri, Pendaki yang Hilang di Gunung Dempo Sejak 15 Oktober
Khawatir Gunung Dempo Meletus
Beberapa hari belakangan ini, hewan buas yang berpopulasi di kawasan Gunung Dempo mulai turun gunung. Bahkan warga dan wisatawan melihat langsung kemunculan Harimau Gunung yang mulai berkeliaran di kawasan kebun teh.
Tidak hanya itu, hewan buas ini mulai memakan korban. Korban yang diterkam yaitu Erfan (19) warga Sekayu yang mengalami luka robek akibat dicakar saat berkemah di Tugu Rimau.
Bahkan hari ini, Minggu (17/11/2019) warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI Kuswanto (48) tewas akibat diterkam harimau saat berada di kebun miliknya.
Banyaknya hewan buas yang berpopulasi di Gunung Dempo mulai turun ini membuat warga di sekitar kaki Gunung Dempo khawatir. Bukan saja takut diserang binatang buas, namun takut dengan kondisi GAD saat ini.
Ismanto (57) salah seorang warga Pagaralam mengatakan, masyarakat Pagaralam dan sekitarnya bukan saja takut dengan harimau yang mulai turun.
Baca: Penemuan Baju Biru Ungkap Keberadaan Dua Jasad Pendaki yang Hilang di Gunung Dempo
Baca: BREAKING NEWS: Satu dari Dua Jenazah Dievakuasi dari Gunung Dempo, Keluarga Pastikan Jasad Jumadi
Namun masyarakat lebih takut dengan apa penyebab mulai turunnya hewan buas tersebut.
"Berdasarkan cerita nenek kami dulu, jika Harimau atau Nenek Gunung ini sudah turun maka akan ada hal buruk yang terjadi di Gunung Dempo tersebut," katanya.
Masyarakat takut jika hal ini merupakan pertanda akan ada bencana yang disebabkan oleh Gunung Api Dempo (GAD).
"Kami takut Gunung Api Dempo meletus dek. Karena jika binatang mulai turun ini pertanda gunung mulai panas," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Petugas Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Megi menjelaskan, bahwa sampai saat ini kondisi GAD masih normal.
Bahkan dalam satu bulan terakhir ini tidak ada aktivitas berlebihan dari GAD.