TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut di KM 113.200 Tol Cipali, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Minggu (1/12/2019) menewaskan enam korban.
Kecelakaan tersebut melihatkan Minibus Toyota Avansa bernopol B 1074 PVC dan sebuah truk yang mengangkut sepeda motor baru.
Dua di antara korban tewas adalah anak-anak, dan empat orang lainnya adalah orang dewasa.
Simak kronologi kecelakaan yang Tribunnews rangkum berikut ini.
Baca : Ruas Tol Cipali Bukukan 22 Kali Kejadian Kecelakaan Sepanjang Tahun 2019
Kronologi Kecelakaan Tol Cipali
Awalnya, kedua kendaraan tersebut berada di jalur arah menuju ke Jakarta, diketahui truk melaju dengan kecepatan cukup pelan di jalur lambat.
"Kendaraan Avanza menabrak bagian belakang truck yang sedang melaju di jalur lambat," tutur Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko yang dihubungi melalui pesan elektronik oleh TribunJabar.id, Minggu (1/12/2019).
Kendaraan Avanza mengalami rusak berat di bagian depan hingga bagian tengah tubuh minibus tersebut.
Sementara itu, truck terlihat hanya rusak ringan di bagian belakang.
Dari foto yang beredar, juga nampak kendaraan sepada motor yang diangkut truck masih berada di bak truck tersebut.
Korban tewas orang dewasa di antaranya sopir truck bernama Sutarno (44), dan Sunarto yang merupakan warga Jakarta Selatan.
Melalui YouTube Kompas TV, Kepala Divisi Pelayanan Jasa Raharja, Bambang Panular mengungkapkan Sutarno dan Sunarto adalah saudara kembar yang menjadi korban kecelakaan maut di Tol Cipali.
Baca : Sebelum Laka di Tol Cipali KM 113 yang Tewaskan 6 Orang, Tahun Ini Sudah Terjadi 22 Kali Kecelakaan
Dua orang dewasa yang menjadi korban tewas lainnya yakni Sukardi, warga Kota Tangeran.
Dan korban perempuan bernama Tutik Kurniawati, warga Kabupaten Boyolali.
Kemudian, Kombes Trunoyudo mengatakan dua korban tewas yang masih anak-anak sudah diketahui identitasnya.
"Identitasnya sudah bisa diidentifikasi, usia 10 tahun dan delapan tahun, asal Boyolali," jelas Kombes Trunoyudo.
Saat ini, bangkai kendaraan yang rusak akibat kecelakaan tersebut dibawa ke Kantor PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Cilameri.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab dari kecelakaan di awal Desember 2019 tersebut.
Baca : Anies Baswedan Hadiri Reuni 212, Ketua FAKTA: Gunakan Seragam, Beri Sambutan, Kan Nggak Konsisten
Kemenhub Selidiki Kecelakaan
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Pitra Setiawan, mengatakan akan menyelidiki kecelakaan yang terjadi di jalan tol ruas Cikampek-Palimanan, Minggu (1/12/2019).
“Kami berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan tersebut,” ujar Pitra dilansir dari GridOto.com, Selasa (2/12/2019).
Kecelakaan maut terjadi di Ruas Jalan Tol Cikopo - Palimanan (Cipali) Kilometer 113.200 Jalur B.
Kecelakan melibatkan minibus Avanza nopol B 1076 PYC dengan truk pengangkut sepeda motor nopol B 9556 UIO.
Enam orang tewas dan 1 orang alami luka dalam insiden ini.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
“Kalau secara geometrik jalan tidak ada masalah dengan ruas Cikampek-Palimanan, namun walau begitu kami telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan BPJT untuk melakukan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kecepatan kendaraan,” lanjut Pitra.
Pitra menghimbau kepada para pengguna jalan agar tetap berhati-hati.
“Kami menghimbau kepada para pengguna jalan terutama jalan tol agar selalu waspada saat mengemudi, perhatikan selalu rambu-rambu dan marka jalan serta berhenti beristirahat jika lelah. Berhentilah setelah mengemudi 3-4 jam. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi,” tutupnya.
Rawan Kecelakaan
Diberitakan sebelumnya oleh Tribunnews, jalur Tol Cipali ini memang rawan kecelakaan.
Bahkan Mabes Polri mencatat sepanjang 2019 sudah terjadi 22 kali kecelakaan.
Umumnya adalah kendaraan melintas ke jalur berlawanan sehingga menyebabkan tabrakan.
Brigjen Hariyanto, Direktur Gakkum Korlantas Mabes Polri, saat memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) tabrakan antara Bus Sinar Jaya dengan Bus Arimbi Jaya Agung yang terjadi di kilometer 117, Kamis (14/11) mengatakan bahwa dari 22 kejadian kecelakaan lalu lintas di Tol Cipali, sekira 32 orang meninggal.
Nyatanya, sejak diresmikan pada 2015 lalu, jalan di Tol Cipali tidak diberi pembatas jalan.
Padahal di jalan tol lain seperti Tol Cipularang atau Tol Jakarta-Cikampek, dibuat pembatas jalan dari dinding beton.
Baca : Reuni 212, Habib Rizieq Melalui Teleconference Sampaikan 4 Amanat Perjuangan: Hapus Kamus Putus Asa
Ketiadaan pembatas yang diduga kuat menjadi pemicu laka lantas, karena batas jalur arah Cirebon dan Jakarta itu hanya berupa tanah.
Agar peristiwa serupa tak terulang, Haryanto berharap, upaya pencegahan bisa segera dilakukan.
Salah satunya dengan membuat pembatas jalur A dan B.
"Apalagi sebentar lagi musim liburan Natal dan Tahun Baru, jadi pasti jalur ini akan penuh," tuturnya.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Jabar, Hery Antasari, saat dihubungi melalui telepon, (13/11/2019).
"Pembatas jalan itu harus diinvestasikan untuk ini (mengurangi angka kecelakaan di Cipali)," kata Hery.
Hery mengatakan, pihaknya sudah berkali‑kali mengusulkan pemasangan pembatas jalur di Jalan Tol Cipali dalam berbagai kesempatan rapat ataupun nonformal kepada pengelola jalan tol.
"Tapi kami, kan, cuma mengimbau karena ini ranahnya BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)," kata Hery.
Baca : Reuni 212 Rizieq Shihab Beri Sambutan dari Mekkah: Saya Masih Dicekal, Sudahlah Akhiri Segala Dusta
Hery juga mengatakan, karakteristik Jalan Tol Cipali berbeda dengan jalan tol lainnya.
Permukaan Tol Cipali bergelombang di beberapa titik dan jalurnya cenderung lurus.
Hal itu berpotensi mengurangi konsentrasi para pengemudi yang kelelahan.
"Itu sebabnya, karakter tol seperti ini harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan jalan yang maksimal," ujarnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/TribunJabar.id)