TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara pengikut Paruru Daeng Tau, penyebar aliran sesat di Tana Toraja, yang bernama Sulaiman mengelak apabila ajaran yang disebar sang guru merupakan aliran sesat.
Sulaiman menceritakan awal mula Paruru datang adalah untuk menjelaskan bagaimana dalam masyarakat yang berbeda keyakinan dapat hidup rukun dan damai.
Dijelaskan Paruru menginginkan cita-cita Indonesia agar aman dan tentram dapat terwujud.
"Pada awalnya itu Daeng Paruru ini kan untuk memberikan masukan untuk kerukunan seluruh umat, baik yang Islam maupun yang Kristen," jelas Sulaiman.
"Ingin bersatu padu demi terbentuknya Indonesia yang kita cita-citakan selama ini, aman dan tentram," imbuhnya.
Sulaiman telah mengenal Paruru sejak tahun 2016 lalu.
Meski Ketua MUI Tana Toraja, Zainal Muttaqin mengatakan ajaran yang disebar Paruru merupakan aliran sesat, Sulaiman justru menentangnya.
Sulaiman mengatakan selama Paruru berada di daerahnya belum pernah mengeluarkan pernyataan mengakui dirinya merupakan Nabi terakhir atau seorang ratu.
Paruru justru pernah menyampaikan Nabi Muhammad merupakan nabi yang terakhir.
Sulaiman mengungkapkan Paruru pernah berpesan agar tidak ada yang beranggapan apabila dirinya merupakan utusan Nabi ataupun seorang ratu.
"Selama datang di Toraja ini belum pernah menyatakan sebagai ratu atau Nabi," ujar Sulaiman.
"Bahkan disampaikan Nabi Muhammad yang terakhir itu, tidak ada lagi sesudahnya."
"Paruru mengucapkan jangan pernah ada yang beranggapan kalau saya ini Nabi atau ratu, bukan seperti itu."
Sulaiman menjelaskan awalnya pengikut Paruru terdapat delapan kepala keluarga, kemudian satu kepala keluarga menyatakan keluar.