Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Seorang perempuan guru honorer asal Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, tertipu surat undangan pembagian Surat Keputusan (SK) pengangkatan PNS bodong.
Surat yang diterima guru SMP negeri tersebut berkepala Sekretariat Pemda Cianjur dengan tandatangan plt Bupati Cianjur yang diduga discan dan dipalsukan.
Dalam surat disebut sang guru honorer bersangkutan menerima undangan untuk datang karena akan dibagikan SK oleh Sekda Cianjur, Aban Sobandi.
Sang guru pun datang jauh dari selatan ke pemda Cianjur.
Baca: Digaji Jauh Lebih Rendah Dari PRT, Guru Honorer Ini Bikin Usaha Sendiri
Baca: Tuntut Gaji Sesuai UMK, Hari Ini 2.860 Guru Honorer SD di Pemalang Lakukan Aksi Mogok
Baca: Ingin Sejahterakan Guru Honorer di Sumut, Edy Rahmayadi Ungkap Butuh Dana hingga Rp 400 Miliar
Baca: 15 Tahun jadi Guru Honores K2, Iin Berharap bisa jadi PNS
Namun harapan suka cita yang dinanti malah kekecewaan yang ia dapat karena SK tersebut palsu.
Surat palsu tanda diterima sebagai PNS tersebut beredar cepat di kalangan grup media whatsapp Rabu (4/12/2019) pagi.
Alhasil seorang guru pun menjadi korban. Ia diketahui telah menyerahkan sejumlah uang dan diminta datang ke pendopo oleh seorang oknum yang kini masih belum diketahui keberadaannya.
Setelah dilakukan pengecekan ke nomor pengirim surat tersebut, nomornya sudah tak aktif.
Sekda Kabupaten Cianjur, Aban Sobandi, meminta warga untuk berhati-hati karena saat ini banyak oknum yang memanfaatkan situasi menjelang penerimaan CPNS.
"Saya mengimbau kepada warga untuk berhati-hati, kemarin ada korban yang datang dan mengaku sudah menyetor sejumlah uang, itu tak benar dan palsu, karena penerimaan dan SK itu dari pusat, kami juga belum mengadakan tes CPNS," kata Aban.
Aban mengatakan, warga hendaknya mencari informasi terlebih dahulu dan melakukan kroscek ke Pemda perihal CPNS agar tak tertipu.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, penipuan tersebut menimpa honorer. Alhasil ia mengimbah kepada honorer untuk berhati-hati.
"Ada oknum, saya yakin bukan dari kalangan PNS Cianjur. Saya mengimbau kepada honorer K2 yang telah mengikuti testing tak tergiur iming-iming SK dengan cara harus membayar," ujar Herman di Cipanas.