TRIBUNNEWS.COM -- Aparat kepolisian terus mendalami kasus pembunuhan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin.
Tim Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Polrestabes Medan, bahkan bertolak ke Aceh untuk melakukan pemeriksaan intensif terhadap Zuraida Hanum (42), istri Jamaluddin.
Zuraida Hanum diperiksa di rumah orang tuanya di Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, selama tiga hari yang berakhir pada Kamis (5/11/2019).
Selain Zuraida Hanum, polisi juga memeriksa tiga anak Jamaluddin dan adik perempuan Zuraida Hanum.
Dikutip dari Serambinews.com, Tim Polda Sumut dan Poltabes Medan turun ke Aceh karena sudah hampir sepekan terakhir istri dan anak Jamaluddin berada di kampungnya.
Baca: Terima Uang Rp 1 Triliun, PT Medan Tetap Vonis Mantan Kades Sri Astuti Penjara 4 Tahun
Baca: Terungkap Hakim PN Medan Tewas Sejak Subuh, Polisi Curigai Istri Diduga Otak Pelaku Pembunuhan
Baca: Hakim Jamaluddin yang Ditemukan Tewas Dikenal Sosok yang Baik, Penjual Ubi Sampai Berlinang Air Mata
Baca: Cerita Pedagang Ubi tentang Interaksinya dengan Hakim PN Medan Sebelum Ditemukan Tewas
Pasalnya, jenazah Jamaluddin dikebumikan di tanah kelahirannya Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya.
"Pemeriksaan berlangsung selama tiga hari. Ada lima orang yang diperiksa," ungkap sumber Serambi, Jumat (6/12/2019).
Namun, Zuraida Hanum atau pihak keluarganya enggan berkomentar terkait pemeriksaan tersebut.
Saat ditemui di acara kenduri tujuh hari meninggalnya hakim Jamaluddin, Zuraida Hanum memilih diam dan terus menghindar dari wartawan.
Sementara adik dan ayahnya juga belum bersedia memberi penjelasan.
Selain itu, Zuraida Hanum terlihat sibuk menerima pelayat yang datang ke rumahnya.
Terpisah, pihak keluarga hakim Jamaluddin mengaku terkejut dengan pemberitaan yang menyebutkan bahwa pelaku pembunuhan diduga merupakan orang dekatnya.
"Karena itu, kami meminta polisi mengusut tuntas kasus ini," pinta Mukharuddin, adik sepupu Jamaluddin kepada wartawan, Jumat (6/12/2019) sore.
Mukharuddin dan Fajri yang juga sepupu Jamaluddin, meminta polisi segera mengungkap kasus tersebut secara terang benderang.
"Siapapun yang terlibat harus diproses sesuai hukum. Hukum mati pelakunya," tegas Mukhtaruddin.
Ia menuturkan, sejak ada pemberitaan bahwa kematian hakim Jamaluddin diduga melibatkan orang dekatnya, pihak anggota keluarga Jamaluddin dan keluarga Zuraida Hanum menjadi kurang harmonis karena mulai saling curiga.
Karena itu, tambah Mukhtaruddin, polisi harus segera memastikan penyebab hakim Jamaluddin meninggal dunia. Sehingga, kasus itu menjadi jelas dan tidak sampai terjadi perselisihan antar kedua keluarga tersebut.
"Seperti hari ini (Jumat), ada kenduri seunudjoh, kami keluarga di Nigan memilih tidak pergi ke rumah (ortu Zuraida Hanum) di Suak Bilie. Kami khawatir nanti suasananya akan panas. Sebab, Jamaluddin itu sepupu kami," kata Mukharuddin.
Fajri menambahkan, Jamaluddin sangat baik di desanya. "Kami minta polisi segera mengungkap kasus ini," pinta Fajri.
Cekcok Mulut
Setelah satu minggu penemuan jenazah hakim Jamaluddin, pihak keluarga melakukan peletakan batu nisan di kuburan almarhum yang berada di Kabupaten Nagan Raya, pada Sabtu (7/12/2019) kemarin.
Acara peletakan atau penanaman batu nisan di kuburan hakim Jamaluddin itu, dihadiri Zuraida Hanum dam sejumlah orang keluarganya.
Peletakan batu nisan dijadwalkan pukul 12.00 WIB. Namun sebelum acara dimulai terjadi cekcok antara pihak keluarga hakim Jamaluddin vs Zuraida Hanum.
Tiga orang dari pihak keluarga hakim Jamaluddin, meluapkan kekesalan kepada Zuraida Hanum.
Cekcok mulut pun terjadi. Suasana semakin panas dan baru mereda setelah dilerai oleh warga sekitar.
Tiga anggota keluarga hakim Jamaluddin langsung meninggalkan lokasi, sedangkan acara peletakan batu nisan terus dilaksanakan hingga selesai.
Rohana, kakak hakim Jamaluddin, mengungkapkan pihak keluarga sangat terpukul atas peristiwa meninggalnya sang adik secara tragis.
Apalagi selama ini adiknya itu selalu aktif menjalin komunikasi dengan keluarga.
“Terakhir adik saya pulang ke Nigan (kampung halaman) beberapa pekan lalu mempesijuek pulang dari haji,” kata Rohana kepada sejumlah wartawan di kediamannya di Desa Nigan.
Mewakili keluarga Jamaluddin di Nigan, Rohana meminta polisi agar mengungkap tuntas dan menangkap pelaku yang membunuh hakim Jamaluddin.
“Kita mengharapkan polisi serius mengungkap kasus ini,” pintanya.
Misteri Kematian Hakim Jamaluddin
Misteri kematian hakim Jamaluddin, hingga kini belum terungkap. Hakim Jamaluddin ditemukan tewas di mobil Toyota Land Cruiser berpelat BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11/2019).
Berdasarkan hasil autopsi, diketahui korban sudah meninggal 20 jam sebelum dilakukan autopsi.
Artinya, hakim Jamaluddin (55) sudah meninggal sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi.
Namun, istri Jamaluddin yakni Zuraida Hanum (42) menyebutkan bahwa suaminya meninggalkan rumah sekitar pukul 05.00 WIB.
Satpam Perumahan Royal Monaco, Muhyadin juga menyebutkan pada 29 November subuh, ia melihat Zuraida Hanum yang membuka pagar. Saat itu sekitar pukul 05.00 WIB.
"Saya yang jaga malam terakhir itu memang ada lihat bapak itu keluar jam 5 pagi dari rumah.
Tapi tidak tahu bapak itu, bahwasanya sama teman atau sendiri tapi yang buka gerbang rumah itu istrinya," jelasnya, Jumat (6/12/2019).
Kejanggalan lain terkait CCTV di rumah hakim Jamaluddin.
Humas PN Medan, Erintuah Damanik menjelaskan saat kematian Hakim Jamaluddin pada 29 November 2019 lalu, ternyata CCTV di rumahnya dicabut.
"Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV itu tidak dicolokkan, tapi sebenarnya itu berfungsi, jadi disengaja," tuturnya.
Namun, polisi menemukan CCTV di sebelah rumah hakim Jamaluddin.
Dalam rekaman CCTV itu terlihat pukul 04.00 WIB ada mobil Land Crusher Prado yang keluar dari rumah hakim Jamaluddin, namun dengan arah yang berbeda.
"Jadi hal janggal lainnya diambil dari CCTV rumah tetangga, kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan.
Tapi kalau hari itu ke kiri, bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti," jelasnya.
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa istri Jamaluddin turut diperiksa di Aceh terkait kematian suaminya.
Namun, ia membantah kalau Zuraida Hanum telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. "Gak ada (tersangka)," katanya.
Kendati demikian, Eko tak menampik penyidik kepolisian kini sedang melakukan penyelidikan dan peniyidikan intensif terhadap istri korban, Zuraida Hanum.
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto menyebutkan pelaku pembunuhan diduga orang dekat korban.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik, hakim Jamaluddin tewas antara 12 sampai 20 jam sebelum mayatnya ditemukan pada Jumat (29/11/2019).
"Kita mau menduga orang sebagai pelaku itu kan enggak boleh gegabah. Dalami semuanya alibi, kita periksa semua alat bukti yang ada. Mohon doa restu agar kasus ini segera terungkap," ujar Agus, Rabu (4/12/2019).
Total polisi sudah memeriksa 22 orang saksi terkait kasus tersebut. Polisi saat ini juga tengah mencari bukti penting, yakni handphone milik hakim Jamaluddin.
Pentingnya alat komunikasi itu, untuk menguak siapa sosok yang dihubungi pria 55 tahun itu. Sosok itu pula yang disebut-sebut dijemput Jamaluddin di Bandara Kualanamu Internasional, sebelum ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya.
Kesaksian Zuraida Hanum
Saat heboh kematian hakim Jamaluddin, istri korban sempat memberi keterangan kepada awak media.
Zuraida Hamum menyebut sekitar tiga pekan lalu sebelum hakim Jamaluddin ditemukan meninggal, sempat ada teror di rumahnya dari orang yang tidak dikenal.
Menurut pengakuan Zuraida Hanum, teror itu berupa pagar depan rumahnya sempat ditabrak sebuah mobil orang tidak dikenal.
“Namun penabrak itu tidak diketahui. Dampak pagar rumah ditabrak menjadi rusak dan harus diperbaiki,” kata Zuraida dalam wawancara dengan sejumlah wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya, Aceh, setelah prosesi pemakaman suaminya pada Sabtu (30/11/2019) petang.
Kejadian pagar rumah ditabrak itu terjadi sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu suami serta dirinya dan anak-anak masih di rumah karena belum ke tempat kerja dan sekolah.
Bahkan peristiwa itu juga membuat tetangga terkejut karena suara cukup keras terdengar.
“Meski itu tidak ada kaitan dengan peristiwa ini, tapi kami melihat itu tidak wajar,” ujarnya.
Zuraida Hanum tidak menyangka suaminya ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar pada Jumat (29/11/2019) lalu.
Menurut Zuraida Hanum, suaminya sempat pamit untuk ke bandara. Saat itu, suaminya berangkat sekira pukul 05.00 WIB subuh.
Semua perlengkapan seperti baju, sepatu dan perlengkapan kantor sudah disiapkannya di dalam mobil.
Ia mengaku sudah menyarankan kepada suami agar didampingi untuk pergi ke bandara. Namun, hakim Jamaluddin tidak mau dengan alasan karena sudah pagi.
Menurut Zuraida Hanum, almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan. “Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya.
Zuraida mengaku tidak menaruh rasa curiga lantaran selama ini suaminya terkadang pulang larut malam, dan pergi ke kantor meski hari masih subuh.
Terkait kematian sang suami, Zuraida Hanum pun meminta kepolisian di Medan dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku.
Sebab, ia menilai kasus kematian suaminya di dalam mobil adalah kondisi tidak wajar. Apalagi, Zuraida Hanum melihat adanya luka memar di hidung korban. “Saya lihat kondisi bapak memar di hidung ketika dibawa ke rumah sakit. Harapan saya (kasus) ini segera terungkap,” harap Zuraida Hanum. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Istri Hakim Jamaluddin Bungkam, Terkait Pemeriksaan Dirinya oleh Polisi
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Istri Hakim Jamaluddin, Zuraida Hanum Diam Usai Diperiksa Polisi, Keluarga Korban Akui Mulai Curiga,