VIRAL Video Pria Kecanduan Game Online hingga Gila, Ternyata Hoax, Ini Klarifikasi Ravenandio
TRIBUNNEWS.COM- Viral di media sosial video seorang pria bermata juling karena terlalu sering bermain game.
Dalam video berdurasi 29 detik yang beredar tampak seorang pria yang sedang jongkok.
Matanya berputar-putar, tangannya tampak seolah tengah bermain game online lewat ponsel.
Ekspresinya berubah-ubah, tertawa, tegang, sesekali pria itu tampak menggaruk-garuk kepalanya.
Video tersebut juga diedit hingga tampak seolah-olah diwartakan oleh salah satu program berita sebuah stasiun televisi swasta.
Pada tayangan berita yang telah diedit itu dikatakan jika sosok pria dalam video bernama Iwan.
Pria bernama Iwan ini diduga mengalami gangguan jiwa hingga harus dirawat di rumah sakit jiwa.
Baru-baru ini terungkap fakta baru sosok pria dalam video viral itu.
Pemilik akun Twitter @fuckincapcipcup mengaku jika sosok dalam video tersebut adalah dirinya.
Melalui akun Twitter pribadinya, ia mengunggah kembali tayangan berita itu.
"Mungkin cuma warga twitter yang bisa ngerti dan bantu,
saya cuma mau bilang untuk ibu , bapak, om, dan tante yang ada di facebook dan grup wa keluarga, yang dimana sedang sibuk ngasih tau anak nya jangan maen gadget,
stop pak, buk, saya masih sehat :)," tulis akun Twitter bernama ravenanandio itu pada Jumat (6/12/2019).
Setelah menggegerkan dunia maya, akun Twitter ravenanandio itu memberikan klarifikasinya.
Ia mengatakan jika video yang beredar merupakan dirinya yang menggunakan filter Instagram suffle dance.
Filter ini membuat mata penggunanya seolah-olah juling dengan gerakan tak beraturan.
Dengan kesal, Ravenandio meminta agar warganet di Facebook untuk mencoba bermain-main ke Instagram dan menggunakan fitur filter
"Untuk warga Facebook, main-main coba ke Instagram sini.
Cobain shuffle dance yang joget putar-putar matanya," ucap Ravenandio dengan nada kesal.
Ravenandio juga menunjukkan kondisi matanya yang sehat dan tak juling seperti dalam video yang beredar.
"Ini gak gila, ini masih waras," tegas Ravenandio sambil menunjukkan kedua matanya.
Ia pun meminta agar warganet jangan terbodohi dengan video yang diunggah olehnya dan disebar oleh akun-akun lain.
"Tolong, ini yang kesebar 70ribu di satu akun, " ujar Revanandio
"Nanti terbodohi semuanya, hasil nutrisi makan 20 tahun, atau 50 tahun sia-sia gak nyampe ke sini gitu loh," tegas Ravenandio.
Selain itu ia juga menyinggung komentar salah seorang ibu di Facebook yang tega menyebutkan jika sosok dalam video itu terkena azab
"Sampai ada ibu-ibu yang komen, saya gak akan membiarkan anak saya matanya juling gara-gara gadget.
Aastaghfirullah ibu, mau kemana ibu? Sini main ke Instagram. Ada yang ngomen, pah jangan kebanyakan main gadget, tuh kan lihat mantanya jadi kayak gitu.
Ada yang bilang naudzubillahi min dzalik. kena azab.
Ya Allah bu saya gak kena azab. Ini mata saya masih sehat," tegas Ravenandio.
Kemudian, Revanandio pun memperlihatkan video ketika dirinya menggunkan filter Instagram berupa mata juling tersebut
"Kerasukan Iwan," tulisnya.
Terlepas dari semua tuduhan warganet, Ravenandio tetap mengingatkan bahaya gadget untuk kesehatan mata.
Meski telah mebuat video klarifikasi, ternyata masih banyak warganet yang terkecoh.
Ravenandio kembali mengunggah video klarifikasinya melalui akun Instagram @ravenanandio pada Senin (9/12/2019).
ravenanandio mengatakan jika video itu dibuat hanya untuk hiburan semata.
Bahkan ia sama sekali tidak ada niatan untuk menyebarkan hoax.
"Hallo saya ravenanandio, saya adalah orang yang kerap dipanggil Iwan beberapa hari ke belakang.
Di sini saya hanya mau meluruskan, dari banyaknya pertanyaan dan masih banyak yang mempertanyakan soal kebenaran video tersebut,
bahwa video itu dari awal saya buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak ada niatan untuk menyebarkan hoax, dan lain sebagainya," papar ravenanandio.
Namun sayangnya video itu justru disalah gunakan olah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Termasuk mengedit tayangan sebuat berita dengan menyisipkan videonya.
"Hanya saja ada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab menyebarkan video tersebut dengan caption yang bisa dibilang cukup mengerikan.
Di sini saya hanya mau menyampaikan untuk, saringlah sebelum sharing, dan cerna semua info yang didapat,
pastikan dulu sumber yang benar dan jangan lupa hidup harus dipenuhi oleh bercanda.
Untuk video tersebut, ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya, terus bercandaan, hidup jangan terlalu serius," ujar ravenanandio.
Berikut ini video tayangan asli iNews yang diunggah pada 23 Juli 2019 lalu:
Sosok Iwan 'Game' Pengidap Skizofrenia
Sempat dikabarkan kecanduan game online, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), IS (32) alias Wawan "Game" rupanya mengidap Skizofrenia karena alasan lain.
Dikutip dari Kompas.com, Skizofrenia yang diidap Wawan membuatnya tak bisa berhenti menggerakkan dua jempol tangannya di depan dada dengan kepala menunduk, seperti pemuda tengah gandrung akan game online.
"Sebenarnya IS (panggilan LSM untuk Wawan) bukan sakit karena game online.
Saya dampingi IS dari 2016," ujar Sri Pudjiawati, perawat Wawan "Game" dari LSM Gerak Cepat Bersama yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/7/2019) petang.
Kondisi tangan Wawan yang tak bisa berhenti bergerak dikarenakan kecemasan yang dialaminya.
"Kalau IS tangannya begitu karena rasa cemas yang tinggi, permasalahan yang enggak pernah dikeluarkan.
Jari tangannya enggak mau diam bukan berarti karena enggak bisa main handphone," timpal Ketua LSM Gerak Cepat Bersama, Farian dalam sambungan telepon yang sama.
Sri juga menjelaskan riwayat perjalanan Wawan hingga kini dititipkan di Yayasan Jamrud Biru, Mustika Jaya, Bekasi dan dikenal sebagai Wawan "Game".
Wawan merupakan yatim piatu sejak muda.
"Saya dapat laporan bahwa di Tasikmalaya ada Iwan, belasan tahun dipasung sejak keluar SMA.
Sama saya, dibebaskan bawa ke RS Jiwa Cisarua, Lembang. Beberapa kali dirawat," cerita Sri.
Wawan juga sempat pulang dan menjalani rawat inap, namun kondisinya di rumah justru semakin mengenaskan.
Karena kerap kambuh, keluarga Wawan terpaksa memasungnya.
"Pulang rawat inap ke rumah, karena Iwan sudah enggak punya orangtua, ditambah karena dia suka ngamuk, agresif, akhirnya sama saudaranya dipasung lagi."
"Setelah itu, posisi saya kan di Bandung, kita ada komunikasi sama keluarganya tentang perkembangan IS.
Kami lihat lagi apa kendalanya, kenapa IS dipasung lagi," kisah Sri.
Sri dan kolega kemudian menemukan bahwa Wawan tidak diurusi dan kurang perhatian dari pihak keluarga.
Selain kekurangan kasih sayang, tidak ada yang mengantarnya ke rumah sakit atau puskesmas untuk pemeriksaan rutin.
"Dari situ, IS lepas obat lagi. Saya bawa ke rumah sakit di Bandung, masih begitu-begitu saja enggak ada perkembangan.
Dirawatlah di RS Marzuki Mahdi, Bogor, karena saya kasihan. Kalau dibalikin ke Tasik lagi, nanti dipasung lagi," kenang Sri.
Namun, kondisi Wawan tak kunjung membaik.
Akhirnya, Sri berkoordinasi dengan pihak Yayasan Jamrud Biru Bekasi melalui perantaraan dan rekomendasi Dinas Sosial Pemprov Jawa Barat pada 2019.
Sayangnya, Sri tak bisa memastikan tanggal kepindahan Wawan ke Yayasan Jamrud Biru.
"Alhamdulillah keadaannya membaik, fisiknya juga. Tadinya dia malnutrisi," kata Sri.
Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru pun membenarkan hal tersebut.
"Wawan diantar dari PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) Gerak Cepat Bersama ke Yayasan Jamrud Biru dengan kondisi fisik memprihatinkan dan keadaan mentalnya lumayan parah," ujar Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru ketika ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
"Dia enggak ngeh sekeliling, saraf motoriknya kayaknya sudah rusak. Saat datang berat badannya 23 kilogram," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bukan Kecanduan Game Online, Ini Riwayat Wawan "Game" Alami Skizofrenia
(Tribunnews.com/Bunga)(Kompas.com/ Vitorio Mantalean)