Fitri lalu membawa Mesi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Timika, Papua.
Setelah diperiksa dokter, ternyata Mesi dinyatakan tidak memilki anus.
Baca: Aparat Keamanan TNI-Polri Diminta Waspadai Pergerakan KKB di Tembagapura
Baca: Fakta Pesawat Rimbun Air Hilang di Papua: Angkut 4 Awak dan Beras 1,7 Ton hingga Pencarian Diperluas
Baca: Terungkap, Pemasok Amunisi KKB Papua Ternyata Oknum TNI, Ini Identitasnya
Dokter kemudian melakukan operasi untuk membuat lubang buatan untuk saluran buang air besar.
Mesi menjalani operasi pembuatan lubang pembuangan di sisi kanan perutnya.
Namun, lubang pembuangan di sisi kanan perutnya kurang tepat.
Hal ini menyebabkan susu yang diminum oleh Mesi tidak diserap tubuh dengan baik.
"Lubang saluran pembuangannya salah. Harusnya agak ke bawah, ini malah ke atas. Jadi saat minum yang terserap di tubuh hanya sedikit, tidak semuanya bisa dicerna," kata Fitri.
Fitri mengetahui hal ini setelah kondisi tubuh anaknya semakin kurus seperti bayi yang mengalami kurang gizi.
Setelah itu, pihak RSUD Mimika merujuk Mesi agar dibawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Setelah diperiksa di RSUD dr Soetomo, dokter yang memeriksa menyampaikan penempatan lubang pembuangan salah posisi sehingga perlu dilakukan operasi ulang untuk membuat lubang pembuangan.
"Saat ini kami masih menunggu antrian operasi di RSUD dr Soetomo Surabaya," katanya.
Namun, Fitri mengaku mengalami kesulitan untuk biaya operasional perawatan bayinya.
Apalagi, suaminya yang sebelumnya bekerja sebagai buruh bangunan di Papua, kini terpaksa pulang ke Madiun sehingga tak memiliki penghasilan.
Baca: Hujan Deras dan Kabut Tebal Tak Surutkan Tekat Anak-anak Papua Kibarkan Merah Putih, Ini Videonya
Baca: Oknum TNI Terindikasi Jual Beli Amunisi di Papua, Pratu DAT, Ditangkap Saat Ikut Upacara Duka
Suaminya yang berasal dari Lamongan tak sanggup membiayai pengobatan dan kebutuhan makan untuk anak dan istrinya itu.