News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Getaran Panas Bumi Salah Satu Penyebab Munculnya Harimau dari Hutan Lindung Hingga Menyerang Warga

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mustadi, warga Desa Bulan Pajar Muaraenim tewas diterkam harimau.

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Mustadi bin Maspur (52), petani kopi di Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muaraenim, tewas mengenaskan setelah diterkam harimau, Kamis (12/12/2019).

Mustadi menjadi korban tewas ketiga dimangsa harimau.

Getaran panas bumi disebut Gubernur Sumsel, H Herman Deru menjadi satu penyebab munculnya harimau dari hutan lindung menyerang warga di tiga wilayah Pagaralam, Lahat dan Pagaralam.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, adanya sejumlah hewan buas Harimau Sumatera yang berkeliaran dan menyerang warga di Kabupaten Lahat, dan Kota Pagaralam dipastikan akan dilakukan upaya tindakan segera.

Baca: Setelah Tuntun Baca Kalimat Syahadat, Irianto Hanya Bisa Melihat Mustadi Diseret Harimau ke Semak

Baca: Serangkan Harimau di Lahat Karena Aktivitas Manusia Sudah Menganggu Habitatnya

"Soal serangan harimau, beberapa hari lalu, saya bertemu Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, termasuk saya juga berkomunikasi dengan wali kota Pagaralam. Yang jelas, kami tidak tinggal diam," kata Herman Deru di sela-sela rapat Paripurna DPRD Sumsel, Jumat (13/14/2019).

Menurut Herman Deru, ia mendapat laporan jika ada sekitar 7 Harimau Sumatera yang saat ini berkeliaran, dan diduga karena habitatnya terganggu oleh oknum yang tak bertanggung jawab.

"Saya mendengar jawaban menteri, jika harimau itu tidak ke luar dalam habitatnya sendiri, tetapi ada saja oknum warga yang berkebun di habitat itu sehingga mereka terusik. Memang diskusi itu panjang dan tidak bisa saja saya terima begitu saja," ujarnya.

Selain adanya gangguan dari oknum warga, keluarnya hewan buas dan menyerang warga di wilayah Sumsel itu, ternyata juga terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.

"Alasan kedua, fenomena (hewan buas serang warga dan ke pemukiman) juga terjadi di Bogor berupa ular kobra, termasuk di Riau ada harimau. Ini seperti ada getaran panas bumi," ujarnya.

Baca: Aksi Harimau Perhatikan Pengunjung Wanita yang Sedang Hamil ini Bikin Gemas

Baca: Tewas Diterkam Harimau, Ini Bagian Tubuh Mustadi yang Hilang

Sebelumnya, anggota DPRD Sumsel dari fraksi Gerindra Budiarto Marsul meminta Gubernur Sumsel melakukan tindakan nyata, terkait ancaman harimau yang sudah menyerang warga di beberapa daerah di Sumsel khususnya kawasan Gunung Dempo.

Apalagi sudah beberapa orang menjadi korban dari serangan buas hewan tersebut.

"Ketakutan diterkam harimau di Pagaralam dan Lahat. Karena ini sudah menyangkut kabupaten/kota, maka Provinsi Sumsel harus bertindak termasuk TNI dan Polri. Kondisi ini sudah mendesak, maka perlu tindakan dari Pemprov Sumsel," ujarnya.

Petugas mengukur jejak kaki harimau yang ditemukan di Desa Singapure Lahat. (Handout)

Lokasi Hutan Lindung

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Tito mengatakan, lokasi kejadian itu berada di kawasan yang telah dikeluarkan dari bagian hutan lindung.

"Saat ini tim kami yang di lapangan sedang menuju ke TKP sehingga belum ada informasi detail yang diterima. Tapi bila dilihat dari lokasinya, kawasan itu dulunya bagian hutan lindung, terus kemudian dikeluarkan," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (13/12/2019).

Baca: Dua Petani Ketakutan Lihat Mustadi Diterkam Harimau, Saat Didatangi Jasadnya Sudah Tidak Utuh

Baca: Oknum PNS di Lahat yang Kedapatan Simpan Sabu Terancam Dipecat

Dengan demikian, Tito menampik banyaknya anggapan yang mengatakan peristiwa seperti ini sebagai akibat dari konflik antara manusia dan harimau.

Sebab menurutnya, konflik terjadi apabila harimau keluar dari habitatnya.

Sedangkan fakta sebenarnya, pemukiman-pemukiman yang kerap dikabarkan menjadi tempat munculnya harimau justru berada di habitat dari hewan buas tersebut.

"Sebenarnya warga setempat juga sudah tahu bahwa mereka berada di kawasan habitat harimau. Termasuk dengan risiko tinggi yang mereka hadapi. Apalagi ketika aktivitas di kebun yang ada dalam kawasan hutan lindung karena itu memang rumahnya harimau," ujarnya.

Maka apabila harimau tersebut diketahui berada di dalam habitatnya, dikatakan Tito tidak ada yang bisa dilakukan BKSDA kecuali memberi imbauan bagi masyarakat untuk berhati-hati saat menjalankan aktivitas.

Khususnya ketika berada di kawasan hutan lindung yang memang merupakan habitat harimau.

Petugas mengukur jejak kaki harimau yang ditemukan di Desa Singapure Lahat. (Handout)

"Masyarakat harus sadar tentang resiko tinggi ketika beraktivitas di kawasan habitat harimau. Maka kewaspadaan, kehati-hatian untuk mencegah adanya gesekan antara manusia dan harimau. Sehingga tidak lagi muncul korban akibat kejadian itu," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Selain Terusik Manusia, Getaran Panas Bumi Diduga Pemantik Kemunculan Harimau Serang Warga di Lahat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini