TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswi Universitas Islam negeri (UIN) Alauddin Makassar Asmaul Husna tewas di tangan pacaranya sendiri, Ridhoyatul Khaer, Sabtu (14/12/2019).
Pelaku membekap wajah korban dengan bantal lalu menggorok leher korban dengan pisau dapur.
Menurut pengakuan pelaku, ia membunuh korban lantaran korban meminta pertanggungjawaban dan pengakuan dari pelaku.
Dilansir dari TribunMakassar.com, diketahui korban tengah hamil muda 4 bulan.
Saat pelaku dimintai pertanggungjawaban, keduanya pun cekcok.
Berikut ini fakta-fakta pembunuhan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang Tribunnews kutip dari berbagai sumber
1. Kronologi pembunuhan hingga penemuan korban
Dilansir dari TribunMakassar.com, dugaan sementara motif Ridhoyatul Khaer melakukan pembunuhan yakni, ia panik saat korban meminta pertanggungjawaban.
Korban mengaku tengah hamil 4 bulan.
Setelah sempat cekcok, Ridho pun membekap korban dengan menggunakan bantal selama 15 menit.
Kemudian pelaku mengambil pisau dan menggoroknya leher korban.
"Setelah menindas pakai bantal, pelaku menggorok lehernya pakai pisau dapur," ungkap Kanit Reskrim Polsek Manggala Iptu Syamsuddin, dikutip dari TribunMakassar.com, Sabtu (14/12/2019).
Korban pertam kali ditemukan oleh sepupunya sekaligus teman sekamar bernama Satriani sekitar pukul 12.30 WITA, Sabtu (14/12/2019).
Pada saat itu, Satrini yang baru pulang kemudian masuk ke kamar dan menemukan sepupunya tergeletak tak bernayawa.
"Datang tadi siang, saya buka pintu kamarnya sudah begitu (telentang)," ujar Satriani.
Korban ditemukan terlentang tak bernyawa dengan bagian belakang tubuhnya yang terdapat lumuran darah dari leher hingga punggung.
Selain itu, saat ditemukan, wajah korban tertutup dua bantal.
Sementara, sepupu korban Miftahul Husna mengatakan, bahwa sepupunya tersebut sempat pamit pergi menginap ke rumah temannya, Jumat (13/12/2019).
Tidak diketahui korban menginap di rumah siapa.
Namun, keesokan harinya korban malah ditemukan tak bernyawa.
2. Lokasi kejadian
Lokasi kejadian berada di Perumahan Citra Elok, Jalan Tamangapa Raya 5, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara itu, rumah pelaku hanya berjarak 2 Km dari rumah korban.
Diketahui, korban tinggal di rumah pamannya bersama kedua sepupunya, Satriani dan Miftah sejak 6 bulan yang lalu.
Paman korban, Burhan merupakan Ketua KPU Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan.
3. Sekampus dan seangkatan
Korban dan pelaku ternyata sekampus.
Korban merupakan mahasiswi semeseter VII Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Aluddin.
Sementara pelaku mahasiswi semester VII Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Aluddin.
4. Pelaku ditangkap di TKP
Pelaku ditangkap ditengah kerumunan warga yang datang untuk melihat TKP beberapa jam seusai TKP diamankan polisi.
Gerak-gerik pelaku yang mencurigakan membuat polisi tertarik membekuknya.
Kepada polisi, Ridho mengakui bahwa ia yang telah membunuh Asmaul Husna.
"Kita amankan di TKP (lokasi) karena saat setelah kejadian yang bersangkutan ada disekitar lokasi," kata Kanit Reskrim Mapolsek Manggala Iptu Syamsuddin dikutip dari Tribun-Timur.com, Sabtu (14/12/2019).
5. Kepribadian Asmaul Husna
Menurut sepupu Asmaul Husna, Miftahul Nur, korban adalah sosol yang pendiam.
Meskipun serumah, Miftah mengaku terakhir berbicara dengan Asmaul Husna pada Kamis (12/12/2019).
Miftah menanyakan kondisi ruang tengah yang bersih, padahal sebelumnya berantakan sekali.
Jumatnya, Miftah tidak bertemu dengan Asmaul Husna, karena pada hari itu sepupunya lebih sering berada di dalam kamarnya.
"Jumat itu saya tidak ketemu dan tidak melihat, cuma saya tahu dia di dalam kamar, dia memang sering di kamar," ungkap Miftahul.
Tak hanya Miftah, sahabat SMP-nya di soppeng, Andi Nurul Khaera juga mengungkapkan bahwa Asmaul Husna adalah sosok yang pendiam.
"Memang pendiam orangnya, tapi kalau dengan sahabat SMP-nya dia (Asmaul Husna) aktif cerita dan bercanda," kata Nurul Khaera.
6. Unggahan terkahir Asmaul Husna di Instagram
Asmaul Husna rupanya merindukan pertemuannya dengan teman-teman SMP-nya.
Terbukti dari unggahan terkahirnya di Instagram.
Ia mengunggah foto bersama ke empat sahabatnya dengan menggunakan mukena dan menambahkan caption.
"Capaian terbesarku selama ini bukan tentang seberapa banyak piala kumenangkan, bukan tentang seberapa banyak sertifikat yang ku kumpulkan, bukan tentang seberapa banyak rupiah yang kuperoleh, bukan seberapa tinggi rangkin atau IPK yang kudapat."
"Tapi, capaian terbesarku adalah teman-temanku, manusia-manusia kuat yang mampu bertahan denganku," tulisnya (@aulhsn_).
Teman SMP-nya, Nurul Khaera mengungkapkan, pada unggahan tersebut adalah kali terakhir ia berbalas komentar dengan Asmaul Husna.
"Disitu teakhir kali saya berkomunikasi balas di kolom komentar, kami memang sudah lama tidak berkumpul," kata Nurul Khaera.
7. Puisi perpisahan dari Asmaul Husna
Dilansir dari Tribun-Timur.com Asmal Husna pernah membuat puisi yang diposting ulang dalam laman Facebook KSEI Forkeis UIN Alauddin Makassar.
Ia menjadi salah satu pengurus di majalah Forum Kajian Ekonomi Syariah UIN ALauddin Makassar tersebut.
Puisi yang ia posting adalah soal perpisahan.
Puisi tersebut diposting saat Asmaul Husna tidak lagi menjabat sebagai Koordinator Departemen Media dan Jurnalistik 2018/2019.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)(TribunMakassar.com/Darul Amri Lobubun/Muslimin Emba)