TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Akibat sambaran petir, delapan anggota Brimob menjadi korban, dimana tiga di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan lima luka-luka.
Ketiga Brimob yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa ini diketahui berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Seluruh korban pun kini dievakusi ke RS Bhayangkara Surabaya.
Berikut lima fakta peristiwa tewasnya anggota Brimob akibat tersambar petir di Gunung Ringgit Pasuruan.
1. Kronologis Kejadian
Diketahui Batalyon A Dasba berangkat dari Desa Ttalunongko Kecamatan Pasuruan dengan rute Gunung Ringgit dan Gunung Welirang.
Siswa berangkat pukul 6 pagi dan sekitar pukul 13.00 WIB, siswa diketahui berada di puncak gunung.
Di saat bersamaan, cuaca di puncak gunung dan sekitar wilayah Gunung Ringgit hujan deras disertai petir.
Melalui HT, tim Keslap yang mendampingi giat tersebut dilaporkan kejadian 8 orang siswa tersambar petir.
Di laporkan oleh tim di TKP, tiga orang meninggal dunia dan lima luka-luka.
"Posisi korban saat ini masih di TKP (puncak Gunung Ringgit)," demikian info tertulis yang diterima SURYA.co.id.
2. Ikuti Dikbangpes Brimob
Diketahui sebanyak 750 anggota Brimob mengikuti Pendidikan Pengembangan Spesialis (Dikbangpes) Brimob pada Senin (16/12/2019).
Baca: 5 Anggota Brimob yang Terluka Akibat Tersambar Petir di Gunung Ringgit Berhasil Dievakuasi
Baca: Tiga Anggota Brimob yang Meninggal Tersambar Petir Rencananya akan Naik ke Gunung Welirang
Kegiatan tersebut dilaksanakan di rute Gunung RInggit dan Gunung Welirang Pasuruan.