News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Potensi Serangan Binatang Buas di Wilayah Jawa Tengah, BKSDA: Selama Ini Aman-aman Saja

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi peringatan serangan hewan buas

Baca: 5 Resep Kuliner yang Paling Banyak Dicari Selama 2019, dari Pisang Nugget hingga Kue Lumpur

Penyebab konflik manusia dan hewan buas

Ditanya soal penyebab konflik hewan buas dengan manusia, Budi menyebut kerusakan ekosistem adalah dalangnya.

Lanjut Budi, ketika berbicara hewan buas tidak lepas dari ekosistem sebagai rumah mereka.

"Kalau mereka (binatang buas) keluar, pasti terjadi sesuatu, secara ekologis seperti itu," katany.

Jika ekosistem binatang buas rusak maka secara naluri mereka akan mencari rumah yang baru.

"Rumahnya rusak dia akan pindah," lanjut Budi.

Budi melanjutkan, selain kerusakan ekosistem, berkurangnya cadangan makanan juga bisa menjadi penyebab hewan buas mendekat ke wilayah manusia.

Terakhir Budi, mengajak masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan agar tetap seimbang.

"Kalau menjaga lingkungan sama saja menjaga diri sendiri," tutupnya.

Baca: Selain Serangan Harimau Sumatera, Ini 4 Teror Hewan yang Pernah Hebohkan Indonesia

Teror Harimau Sumatera

(Kiri) ilustrasi serangan harimau dan (Kanan) korban keganasan harimau (Kolas Tribunnews: Tribunnews.com/FX Ismanto dan Ehdi Amin/Sriwijaya Post)

Korban konflik harimau dan manusia di Pagaralam dan Lahat, Sumatera Selatan bertambah menjadi empat orang.

Korban terbaru adalah Suhadi (50) petani asal Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini