"Kami bersama kepolisian akan akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya.
"Apakah ini merupakan kesalahan manusia atau yang lain," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui sebuah bus Sriwijaya rute Bengkulu - Palembang terjun ke Jurang saat melintasi Liku Lematang, Desa Perahu Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan.
Bus tersebut sedikitnya membawa 30 penumpang.
Akibat peristiwa itu, menurut Basarnas Palembang, terdapat 25 orang meninggal dunia.
Korban meninggal diantaranya 14 laki-laki dan 11 wanita.
Sementara 13 orang lainnya selamat namun dalam keadaan terluka.
Menurut Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara saat kejadian tidak ada saksi mata yang melihat kejadian tersebut.
"Tidak ada sama sekali yang melihatnya langsung, jadi kami hanya mendapat informasi dari warga Lematang ada kejadian mobil bus yang masuk jurang," ungkap AKBP Dolly Gumara yang dikutip dari Tribunnews.com.
Menerima informasi tersebut, pihak polisi lantas langsung menuju ke lokasi kejadian atau TKP.
Ia mengatakan pembatas jalan yang berupa beton sudah jebol.
Dolly Gumara mengaku mendengar teriakan orang minta tolong sat tiba di TKP.
Ia dan polisi lainnya kemudian menyelamatkan korban kecelakaan.
Sementara itu, pihak kepolisian kemudian menyebarkan informasi kecelakaan bus Sriwijaya, menghubungi pihak Basarnas, rumah sakit, kesehatan, dan lain-lain.
Tak berselang lama, pihak-pihak yang dihubungi datang dan membantu proses evakuasi korban.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/ Nidaul 'Urwatul Wutsqa)