TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat kembali menjadi sorotan baru-baru ini.
Pasalnya, mantan Ketua DPR, Setya Novanto sempat dikabarkan hilang dari lapas tersebut. Narasi itu pertama kali dimunculkan oleh Emerson Yuntho melalui akun Twitter-nya @emerson_yuntho.
Namun kabar tersebut dibantah oleh Kemenkumham dan Setya Novanto dinyatakan masih berada dalam lapas tersebut.
Setidaknya ada sejumlah petinggi dan pejabat yang ditahan di lapas tersebut karena kasus korupsi. Sebut saja mantan Ketua DPR Setya Novanto, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Bendahara Partai Demokrat Nazaruddin, mantan Ketua DPD Irman Gusman hingga mantan Gubernur Sumut, Gatot Pudjo Nugroho.
Gatot terbelit beberapa kasus di antaranya yakni kasus suap hakim PTUN, kasus suap pimpinan serta anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Selain itu juga kasus korupsi penyaluran bansos dan dana hibah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Ia telah divonis selama 13 tahun penjara.
Di Lapas Sukamiskin ternyata juga pernah memiliki saung "mewah". Saung "mewah" tersebut memang sudah lama berdiri di lapas tersebut sehingga tidak diketahui kapan waktu pembangunannya.
Saung itu diperuntukkan bagi para napi saat menerima kunjungan. Namun, hal tersebut sebenarnya tidak dibenarkan lantaran sudah ada tempat khusus bagi napi untuk menerima kunjungan.
Salah-satu hal yang mencengangkan adalah saung mewah tersebut dibangun dengan biaya para napi tindak pidana korupsi.
Saat ini, saung "mewah" tersebut sudah dibersihkan oleh Satgas Kamtib Lapas dan Rutan se-Jawa Barat sejak 2018 silam.
Selain nama Setya Novanto, Fahmi Darmawansyah diketahui merupakan salah-satu napi yang memiliki sel mewah di Lapas Sukamiskin.
Fahmi Darmawansyah sendiri adalah napi yang terkena kasus korupsi. Dalam kasus tersebut, suami Inneke Koesherawati ini diketahui menyuap Kalapas Wahid Husen saat itu.
Ketika konferensi pers pada (21/7/2018), KPK menampilkan video yang menunjukkan mewahnya kondisi sel Fahmi di Sukamiskin.
Dalam kamar sel Lapas Sukamiskin miliknya, ditemukan sejumlah fasiltas mewah seperti pendingin ruangan (AC), televisi, rak buku, wastafel, lemari, kulkas, spring bed, kamar mandi dengan wc duduk, dan alat pemanas air.
Saat itu, Fahmi juga mendapat kemudahan berupa "izin khusus" ketika ingin keluar masuk lapas dengan bebas.
Selain saung dan sel mewah, Lapas Sukamiskin diketahui juga pernah memiliki bilik asmara di dalamnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Andri Rahmat, warga binaan Lapas Sukamiskin saat menjadi saksi bagi terdakwa Wahid Husein.
Bilik asmara tersebut berukuran 2x3 meter dan sudah ada sejak Lapas Sukamiskin dipimpin Kalapas Dedi Handoko.
Ruangan berukuran 2x3 meter tersebut awalnya adalah WC yang kemudian direnovasi menjadi kamar tempat Fahmi Darmawansyah berhubungan dengan istrinya, Inneke Koesherawati.
Ruang berukuran 2x3 meter itu hanya dilengkapi tempat tidur untuk keperluan hubungan suami istri. Selain itu, bilik tersebut memiliki tarif sebesar Rp 650.000 untuk sekali pakai. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta soal Lapas Sukamiskin, dari Rutan untuk Koruptor hingga Adanya Bilik Asmara".