"Tadinya, waktu SD dia dekat sama orangtuanya, begitu dia masuk masa remaja, SMP dan SMA, dia itu mencoba mencari figur di luar orangtuanya, yaitu teman-temannya," lanjutnya.
Menurut Adib, anak-anak remaja memang cenderung mengikuti teman yang dianggap berpengaruh.
"Ketika ada teman-temannya yang lebih menonjol, suka tawuran pelajar, akhirnya dia ikut-ikut," kata Adib.
"Lalu ketika dia berani, dia akan kelihatan hebat di mata temman-temannya," sambungnya.
Menurut Psikolog Yayasan Praktek Psikolog Indonesia itu, apa yang telah dilakukan Risma sudahlah tepat untuk mengatasi kenakalan remaja yang terjadi.
"Ya mengatasinya itu dengan dipertemukan dengan orang tua, bikin pernyataan, itu sudah benar," tutur Adib.
Psikolog dari Bintaro, Jakarta Selatan itu menambahkan, untuk mengatasi tindak kenakalan remaja yang dilakukan anaknya, orang tua perlu memastikan sang anak memiliki kegiatan positif.
"Perlu ditambah, orangtua memastikan anak ini punya kegiatan positif, entah dia ikut ekskul atau pun les," jelasnya.
"Kalau misalnya lulus SMA tapi nggak kuliah, ya cobalah kursus, latihan kerja, jadi dengan latihan kerja itu dia punya keahlian," tambah Adib.
Adib sangat menyarankan anak-anak remaja untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah kemampuan dan menambah keahliannya.
"Misalkan, kalau bisa, magang di tempat saudara yang punya usaha biar dia punya keahlian positif yang berguna buat masa depannya," terang Adib.
Tidak berhenti di situ, menurut Adib, orang tua juga perlu menyuruh anaknya merantau supaya sang anak lebih memiliki wawasan luas dan kemandirian yang lebih tinggi.
"Ya kalau perlu, (orangtua) menyuruh anak merantau sekalian, biar anaknya berkembang, punya wawasan, dan mandiri," ujar Adib.
Adib menambahkan, orang tua juga perlu untuk sering-sering mengajak bicara anaknya yang sedang memasuki masa remaja.