Acara serupa akan di gelar di empat kabupaten lainnya secara road show.
"Setelah Banyumas, lalu Purbalingga, Pemalang, Brebes, kemudian Tegal. Tujuannya tidak lain adalah menyamakan kualitas, bahwa ini adalah kopi Gunung Slamet," katanya.
Galih menyatakan, ingin meningkatkan kualitas pengolahan kopi.
Bahan baku boleh jadi sama, tetapi output atau hasilnya bisa berbeda.
Dengan kata lain, festival ini mencoba memberikan standardisasi dalam proses pembuatan kopi, sehingga ada kesamaan rasa setiap kali menikmati kopi Gunung Slamet.
"Nantinya petani akan diberdayakan dalam budidayanya, sedangkan hasilnya kita yang ambil," pungkasnya. (jti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Festival Kopi Gunung Slamet Bangkitkan Potensi Kopi yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, https://jateng.tribunnews.com/2019/12/29/festival-kopi-gunung-slamet-bangkitkan-potensi-kopi-yang-sudah-ada-sejak-zaman-belanda?page=2.